FOTOGRAFI
A. PENDAHULUAN
Fotografi erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bidang itu memberikan informasi citra untuk majalah-majalah, iklan-iklan dan juga beritafoto disurat kabar yang kita baca. Fotografi hadir sebagai budaya citra yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan, bukan saja dimedia masa seperti itu, tetapi juga dalam kehidupan seseorang.
Bagaimana nilai manusia didepan lensa?, dalam kehidupan kita, kita sering menjumpai kasus-kasus/kenangan, baik itu kasus menyedihkan atau menggembirakan, tetapi akan segera hilang dari pikiran kita karena ada hal yang lebih menarik lagi dalam kehidupan kita selanjutnya.
“Bila gambar anda kurang bagus, berarti anda masih kurang dekat dengan peristiwa”. Hampir selama satu dekade, pepatah terkenal itu menjadi acuan fotographer James Vachtway. Pada tahun 1981, dia mendarat di Irlandia Utara. Disinilah untuk kali pertama ia menyaksikan dari dekat kekejaman manusia. Pada tahun-tahun berikutnya rentetan kebiadaban itu ditemukan kembali di Libanon, Elsavador, Nikaragua, Sri Langka, Uganda dan afganistan.
Di Neuvea Segovia, Nikaragua lensanya merekam wajah para gerilyawan anti sandinista sebelum pergi bertempur. Di keheningan pagi, mereka berlutut untuk berdoa. Gambar ini berkata; “Ada yang tak akan kembali bila matahari terbenam. Ada yang akan tidur sendirian di tengah rimba, dengan tubuh setengah remuk akibat mortir dan sepasang mata yang terbakar senja selamanya”.
Sepasang mata terus menghantui kita dan bertanya”Perang, apa gunanya?”. Inilah bisik yang tak henti mengusik kita dalam buku Deeds of War (Thomas and Hudson, 1989). Perhatikan juga wajah-wajah orang yang dipotretnya, serdadu-serdadu, seorang bapak, bocah didepan pintu hampir semua memalingkan tatapannya seolah menoleh puing-puing dan darah yang bertetesan disekitarnya.
Hidup, dalam foto yang dibuatnya tahun 1981, berlalu seperti tidak ada kejadian apa-apa. Absurd, tapi bom dan peluru telah menumpulkan rasa sakit menjadi semacam rasa bodoh. Karena itu seperti juga Nacthway tak akan tahu bagaimana nasib sepasang serdadu Libanon yang dipotretnya di Souk El-Grarb, 1983. Adakah mereka lolos dari gempuran musuh? Lalu apa yang terjadi dengan laki-laki yamh diikat dan disiksa di kota Kuni? Apakah tentara Uganda membakar tubuhnya dengan menggunakan ban bekas? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seringkali dibiarkan tak terjawab. Di satu pihak perang adalah semacam borok dan seperti manusia-manusia dalam fotonya, kita memalingkan muka dengan segala yang menjijikkan.
Foto-foto James Nachtway kuat karena ia terus bertanya, dan tak pernah membiarkan kita lari tanpa menjawab terlebih dahulu. Foto-fotonya menggugah bukan karena warna-warnanya yang mencuat, tetapi karena ia menggunakannya sebagai cerminan manusia. Dihadapan fotonya kita tidak bisa menjadi Dewi Gandari, tokoh Mahabarata yang sengaja hidup buta karena tidak ingin melihat kejelekan dunianya. “sebab penderitaan itu sendiri mengokohkan bahwa hidup manusia mempunyai arti”, tulis sastrawan Robert Stone dalam prakata Deeds of War.
B. TEKNIK DASAR FOTOGRAFI
1. Kontrol Kamera
Sepintas lalu gelang, tombol, tuas, dan skala tampak tersebar diseluruh permukaan kamera refleks lensa tunggal (RLT) 35 mm. Padahal semua alat kontrol yang tampak diluar hanya sedikit, disusun secara logika dan mudah digunakan.
Dari semua kontrol pada kamera, ada yang paling penting, yaitu; kecepatan rana, bukaan diafragma dan fokus.
a. Kecepatan Rana
Rana pada kamera RLT adalah tirai yang bergerak horisontal atau vertikal yang terletak di muka film. Pada kamera manual atau otomatis prioritas rana anda adalah untuk mengatur kecepatan rana pada gelangnya. Kecepatan rana cepat seperti 1/500 menghasilkan gambar tajam dengan menangkap gerakan kamera dan gerakan sobyek, sedangkan rana lambat (1/15 detik) menangkap gerakan obyek blaur dan memberikan kesan suatu gerak.
b. Diafragma
Bukaan diafragma didalam lensa dapat diatur besarnya. Besar bukaan penting dalam hal mengontrol pencahayaan dan ruang tajam. Suatu bukaan besar memasukkan lebih banyak cahaya dan memberikan ruang tajam lebih sempit. Bukaan kecil memasukkan sedikit cahaya, tetapi memberikan ruang tajam yang besar. Besar gerakan dinyatakan dalam angka-angka f, yang disebut juga dengan f/stop. Angka kecil berarti lubang bukaan besar dan sebaliknya angka besar berarti lubang bukaan kecil. Urutan angka f ini menggambarkan besar bukaan : f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/16, f/22. angka f/2 berarti ½, f/2.8 berarti ½.8 dan seterusnya. Setiap bukaan meneruskan dua kali lebih banyak dari pada angka f sebelumnya.
Ruang Tajam, adalah jarak antara obyek yang terdekat dengan yang terjauh yang tampak tajam (fokus) dalam gambar.
Pada lensa setiap bukaan yang lebih kecil membuat ruang tajam tambah lebar, contoh :
- Anda dapat menggunakan bukaan kecil (1/10) pada waktu memotret pemandangan.
- Anda dapat menggunakan bukaan besar (1/2) untuk memotret diri (potrait)/teksture.
c. Fokus
1) Mengatur fokus pada kamera RLT
Dengan memutar jarak antara, dapat membentuk gambaran yang kabur sampai gambar yang tajam. Walaupun mengatur fokus mudah tetapi anda perlu berhati-hati sekali.
Karena ruang tajam yang sempit, mengatur fokus harus berhati-hati, waktu pemotretan dengan lensa tele, atau dalam situasi gelap. Bagian yang tampak tidak tajam pada jendela pengamat, bisa tajam dalam gambar. Ini karena bukaan diafragma pada waktu membidik dan memotret tidak sama.
2) Penekanan pada fokus selektif
Fokus selektif lebih baik disebut ruang tajam selektif karena bagian yang tajam cukup sempit. Tujuannya adalah menonjolkan perhatian pada bidang subyek.
Fokus selektif mudah dicapai dengan menggunakan lensa tele. Memakai bukaan diafragma besar (f/2.8) dan memoytret obyek yang cukup dekat.
2. Daftar Periksa Kamera
Baterai mati, salah menentukan kecepatan film, film yang tidak sesuai, kebingungan saat sampai di lokasi pemotretan. Hal –hal itu biasanya baru diketahui terlambat. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka harus diperhatikan persiapan yang matang sebelum pemotretan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memotret :
a. Hidupkan tombol tes baterai kamera (tidak harus)
b. Tentukan jumlah film (sesuai dengan obyek yang akan difoto) dan tentukan pula jenis film atau ukuran kecepatan film.
c. Periksa perlengkapan lain yang diperlukan (lensa, tripot, flasf dll).
d. Sebelum memotret, periksalah apakan kamera sudah berisi film atau belum.
e. Periksalah apakah gelang kecepatan film (ISO, ASA) disetel sesuai dengan film.
f. Pada kamera otomatis, apakah kontrol kompensasi pencahayaan pada posisi netral.
g. Hidupkan pengatur cahaya bila belum diaktifkan.
3. Film
a. Jenis film
Ada dua jenis film, yaitu negatif dan slide. Film negatif dimaksudkan untuk membuat foto cetakan. Film slide dimaksudkan untuk diproyeksikan anda dapat juga mencetak film negatif. Film negatif mempunyai toleransi pencahayaan atau latitude yang lebih besar, berarti bila anda memotret sedikit over atau sedikit under masih mungkin didapat hasil cetak yang baik (toleransinya kurang lebih 3 soap). Sedangkan film slide mempunyai toleransi pencahayaan yang kecil (kurang dari stop).
b. Kecepatan film
Kecepatan suatu film berarti kepekaannya terhadap cahaya. Kecepatan film dinyatakan dengan ISO/ASA. Angka ISO besar berarti lebih peka terhadap cahaya bila dibandingkan dengan ISO yang lebih kecil.
4. Lensa
Banyak sekali variasi lensa tersedia bagi kamera RLT; lensa sudutlebar, potrait, tele, makro, dan sebagainya. Keuntungan kamera dari kamera RLT adalah; anda dapat melihat efek tiap lensa pada pengamat.
Suatu alasan lain untuk memilih lensa adlah perspektif yang dibuatnya. Secara teknis, perpekstif hanya dipengaruhi oleh sudut pandangnya akan tetapi cara praktis, panjang titik api seringkali dapat merubah perspektif. Suatu lensa tele dapat digunakan untuk memperpendek jarak dari benda ke benda. Lensa sudut lebar dapat digunakan untuk menjauhkan jarak dari benda ke benda.
Sebagai contoh: lensa sudut lebar memberikan perspektif berlebihan pada potrait dekat karena ini menarik kepala dari depan ke belakang hidung yang dekat lensa tampak terlalu besar dan terlalu dekat, sedangkan telinga jauh dari lensa tampak kecil dan jauh.
5. Pencahayaan
Pencahayaan otomatis mempermudah pencahayaan yang tepat, betulkah? … ya, tetapi tidak selalu. Untuk sekitar 70% foto yang anda ambil pengukuran cahaya anda memberikan cahaya yang tepat. Ketidak tepatan pencahayaan dapat terjadi karena kesalahan teknis atau kesalahan kreatif, dan anda harus tahu kapan harus merubahnya, tidak selalu harus mengikuti kamera. Hal ini dapat terjadi saat kita berhadapan dengan obyek yang kontras terang dan gelap.
Kesalahan pencahayaan nampak jelas pada slide. Berbeda dengan negatif, slide umumnya tidak dicetak, dimana koreksi kesalahan pencahayaan dapat dilakukan.
a. Pertimbangan khusus
Bracketing: Bila anda tidak pasti dengan pencahayaan yang tepat, lakukanlah bracketing yaitu mengambil gambar tambahan pada pencahayaan kurang satu stop dan lebih satu stop. Selain dari pencahayaan yang direkomendasikan.
b. Pencahayaan
Pencahayaan adalah mencahayai film dengan pengontrolan diafragma dan kecepatan rana. Diafragma menentukan terang cahaya yang diteruskan film dan kecepatan rana menentukan lamanya transmisi sinar.
Pengaturan Pencahayaan Cerah Hari Untuk Kamera Manual
Kecepatan film ISO/ASA | Kondisi Cahaya |
Matahari cerah/berkabut (bayangan jelas) | Berawan terang (tanpa bayangan) | Matahari cerah pada pasir atau salju | Matahari berkabut (bayangan lembut) | Dalam bayangan (sangat mendung) |
25-32 | 1/125, f/11 1/250, f/8 1/500, f/5.6 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 | 1/125, f/5.6 1/250, f/4 1/500, f/2.8 | 1/125, f/4 1/250, f/2.8 1/500, f/2 | 1/125, f/4 1/250, f/2.8 1/500, f/2 |
64 | 1/125, f/16 1/250, f/11 1/500, f/8 | 1/125, f/11 1/250, f/8 1/500, f/5.6 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 | 1/125, f/5.6 1/250, f/4 1/500, f/8 | 1/125, f/6 1/250, f/2.8 1/500, f/2 |
125 | 1/125, f/22 1/250, f/16 1/500, f/11 | 1/125, f/6 1/250, f/11 1/500, f/8 | 1/125, f/11 1/250, f/8 1/500, f/5.6 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 | 1/125, f/5.6 1/250, f/4 1/500, f/2.8 |
200 | 1/250, f/22 1/500, f/16 1/1000, f/11 | 1/250, f/16 1/500, f/11 1/1000, f/8 | 1/250, f/11 1/500, f/8 1/1000, f/5.6 | 1/250, f/8 1/500, f/5.6 1/1000, f/4 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 |
400 | 1/500, f/22 1/1000, f/16 | 1/250, f/22 1/500, f/16 1/1000, f/11 | 1/250, f/16 1/500, f/11 1/1000, f/8 | 1/250, f/11 1/500, f/8 1/1000, f/5.6 | 1/250, f/8 1/500, f/5.6 1/1000, f/4 |
1000 color neg | 1/1000, f/22
| 1/500, f/22 1/1000, f/16
| 1/250, f/22 1/500, f/16 1/1000, f/11 | 1/250, f/16 1/500, f/11 1/1000, f/8 | 1/250, f/11 1/500, f/8 1/1000, f/5.6 |
6. Penerangan
Sejak dini hari sampai magrib cahaya selalu berubah. Segala sesuatupun menjadi berubah penampilannya. Cahaya berubah menjadi tiga hal penting yaitu: intensitas (kekuatan), warna dan arah. Pada waktu matahari terbit cahaya langsung kekuningan dapat membuat reruntuhan candi dapat menjadi simbul romantisme dari sebuah legenda, tetapi pada siang hari cahaya matahari yang kuat, tidak berwarna akan memperjelas setiap cacat dan memberikan simbul seperti reruntuhan puing. Matahari pagi atau sore memberikan cahaya yang lebih mudah dikendalikan. Pada waktu matahari masih rendah, matahari dapat digunakan sebagai penerangan samping, muka dan belakang hanya dengan merubah sudut penerangannya.
a. Penerangan samping (Sidelighting)
Penerangan dari samping menambah dalam, dimensi dan tekstur gambar.
b. Penerangan muka (Frontlighting)
Penerangan muka menonjolkan detail dari subyek dan memberikan saturasi warna yang baik.
c. Penerangan belakang (Backlighting)
Penerangan belakang digabungkan dengan subyek yang sesuai terkadang membuat foto yang seharusnya jelek menjadi bagus. Ia dapat dibuat untuk mengurangi keruwetan elemen gambar menjadi shilluet sederhana atau menambahi garis cahaya tipis disekitar wajah.
d. Penerangan baur.
Penerangan baur tersebar rata dan lembut pada subyek, menambah model dari suatu bentuk dan memperlunak tekstur. Ia juga dapat memperkuat saturasi warna yang baik untuk memotret manusia dan alam.
7. Komposisi
Komposisi, susunan dari berbagai subyek dlam gambar dapat membangun atau bahkan mengacaukan sebuah gambar. Komposisi memerlukan suatu kemauan untuk melakukan dua hal yaitu berfikir dan bergerak. Apa yang nampaknya menjadi pemandangan yang kacau, berubah menjadi pola geometris yang harmonis hanya dengan bergerak beberapa langkah. Pertimbangkanlah sudut rendah, sudut tinggi, lebih dekat atau lebih jauh. Pandanglah subyek dari berbagai sudut. Tunduk dan lihat melalui jendela pengamat. Naik dan pelajari lagi. Jalan keliling untuk mengamatinya dari samping, gelakang dan depan, kemudian putuskan dari mana foto akan diambil.
a. Pertimbangan khusus
- Subyek, tentukan subyek yang jelas. Banyak gambar yang kacau karena tidk jelas mana subyeknya.
- Jarak, dekat dengan subyek. Subyek akan lebih cocok bilamana difoto hingga memenuhi seluruh bingkai, sehingga menunjukkan detailnya dengan lengkap.
- Format, apakah akan menggunakan format tegak (vertikal) / mendatar (horisontal)
- Latar belakang, tentukan latar belakang yang dapat mendukung subyek tampak memiliki arti dan indah.
b. Pola
Pola menarik dan membuat mata menatap. Pengulangan rupa atau bentuk mempersatukan gambar sesuatu yang berbeda dengan bentuk pola yang berulang-ulang akan langsung menarik perhatian kita.
c. Titik Pandang
Titik pandang yang tinggi memberikan suatu gambar yang berbeda dengan titik pandang rendah, seperti juga titik pandang muka dari pada titik pandang samping atau belakang.
d. Kontrol latar belakang
Latar belakang harus merupakan lemari pajangan bagi subyek, tidak membuat subyek menjadi tersisih.
e. Sederhana
Gambar sederhana, jelas, ringkas dan mudah dimengerti.
f. Kontras dan memukau
Kontras membuat subyek terpisah dengan latar belakang. Cahaya matahari menonjolkan subyek terhadap latar belakang yang teduh. Kontras warna juga memisahkan subyek dengan latar belakangnya.
g. Detail
Kita cenderung untuk menunjukkan keseluruhan. Seringkali sebagian detail berbicara lebih kuat daripada gambar keseluruhan.
h. Posisi subyek yang menarik
Subyek yang diletakkan tidak ditengah lebih menarik dari pada subyek yang ditengah. Posisi subyek ditengah akan mematikan gambar, simetris tanpa arti, sedangkan posisi subyek tidak ditengah mematahkan simetri, membebaskan mata hingga dapat menelusuri gambar.
i. Diagonal dinamis
Komposisi diagonal lebih dinamis dari pada komposisi vertikal atau horisontal. Diagonal memberikan kesan gerakan karena cenderung untuk bangkit atau jatuh, atau bergerak mendekati atau menjauhi pengamat.
j. Penerangan
Pemotretan subyek tertentu dengan pencahayaan dari samping akan lebih menarik dan dapat menghidupkan subyek fotografi dibandingkan dengan penerangan dari depan.