Foto Bumi terbaru dari NASA
Posted by PASMAJA
on
Minggu, 22 Agustus 2010
, under
Bumi
|
comments (0)
Foto-foto spektakuler Bumi ini merupakan gambar planet tersebut dengan warna paling setia yang pernah diterbitkan sejauh ini, kata para ilmuwan badan antariksa Amerika Serikat, NASA.
Citra Samudra Hindia dan Amerika Utara diproduksi oleh tim astronom NASA dengan menggunakan foto-foto dari satelit Terra yang berada 700 km di atas permukaan Bumi.
Serial foto the Blue Marble series dipadukan dari ribuan foto yang diambil dengan peralatan sensor jarak jauh satelit Terra untuk setiap kilometer persegi permukaan Bumi.
Bumi Memanas, Manusia Terancam Sakit
Posted by PASMAJA
on
Sabtu, 21 Agustus 2010
, under
Bumi
|
comments (2)
![]() |
bumi membara |
Ada yang Berubah
Seorang bayi tentu suatu saat akan menjadi balita, lalu tumbuh menjadi kanak-kanak (bila semua faktor pertumbuhan dan perkembangan mendukung). Seakan-akan iklim di planet yang bernama bumi juga mengadopsi fakta tersebut. Tapi sayangnya, tak semua hal tersebut berujung pada sesuatu yang lebih baik.
Saat kita masih kecil, kita masih bisa mengetahui pada bulan apa saja kira-kira akan terjadi musim panas ataupun musim penghujan. Dan sekarang, ternyata bahkan kita kadang bingung mendeskripsikan musim panas atau hujankah pada bulan tertentu. Sepertinya cuaca dan iklim juga mengalami suatu reformasi. Mengacu pada isu yang didengung-dengungkan belakangan ini, pemanasan global telah terjadi dan tak menutup kemungkinan akan semakin menggila.
Ancaman itu Bernama Global Warming
Global warming atau pemanasan global merupakan peningkatan suhu dari permukaan bumi. Seperti kita ketahui telah terjadi peningkatan suhu permukaan bumi. Saat ini didapatkan suhu bumi meningkat sebesar kurang lebih 0.6°C (kurang atau lebih 0.2°C) sejak akhir abad 19, dan sekitar 0.4°F (0.2 hingga 0.3°C) pada 25 tahun belakangan. Rata-rata temperatur bumi telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derajat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut naik rata-rata 0,175 cm setiap tahun sejak 1961
Hal ini karena adanya gas rumah kaca yang berada di atmosfer dan menyebabkan panas yang timbul dari permukaan bumi kembali dipancarkan ke permukaan bumi. Gas-gas ini seolah menahan panas dalam permukaan bumi. Sebagai contoh gas tersebut adalah Karbondioksida yang kebanyakan merupakan sisa pembakaran batu bara, minyak, dan gas. Pemanasan global diakibatkan oleh aktivitas manusia (90%) dan bukan karena fenomena alam. Saat ini manusia sebenarnya bukan cuma sebagai korban dari pemanasan global tapi manusia juga sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.
Bagaimana Bisa Kita Terancam Sakit
Peningkatan suhu bumi memiliki dampak terhadap kesehatan manusia. Perubahan cuaca akan berpengaruh pada pola penyakit, baik langsung maupun tidak langsung. Timbulnya penyakit dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu perilaku (45%), lingkungan (40%), interupsi medis (20%), dan penyakit bawaan (5%).
Dampak langsung perubahan iklim terhadap kesehatan seperti gelombang panas dan musim dingin yang ekstrem, mempengaruhi suhu tubuh. Seperti kita ketahui manusia membutuhkan suhu yang optimum agar tetap dapat hidup dengan semestinya. Apabila suhu ruangan kurang dari 20 0 C ataupun lebih dari 27 0 C, maka jantung akan bekerja memompa darah lebih cepat agar bisa mendinginkan tubuh. Hal ini terjadi juga karena kebutuhan suplai oksigen dan nutrisi sel meningkat selama adanya peningkatan metabolisme sel. Hasilnya adalah manusia akan mengalami peningkatan produksi keringat. Pada taraf awal akan memicu terjadinya dehidrasi. Pada taraf yang mengkuatirkan dapat menyebabkan shock oleh karena dehidrasi dan ataupun karena hal lainnya.
Dampak tidak langsung adanya perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk atau hewan lainnya (zoonosis). Diperkirakan jika suhu meningkat 3 derajat Celcius pada tahun 2100, maka akan terjadi peningkatan proses penularan penyakit oleh nyamuk dua kali lipat. Misalnya malaria, demam berdarah dengue, chikungunya, radang otak, dan filariasis. Penyakit avian influenza, SARS (pernapasan akut), dan west nile virus juga akan meningkat.
WHO mengungkapkan peningkatan suhu permukaan bumi juga diikuti oleh peningkatan permukaan laut. Hal ini meningkatan risiko terjadinya banjir. Peningkatan suhu permukaan bumi juga mempengaruhi curah hujan. Peningkatan curah hujan juga meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir. Selain itu tinggi permukaan air laut terus meningkat akibat mencairnya es di kutub. Dampaknya sejumlah parasit penyebab penyakit akan terbawa banjir, di antaranya kholera, diare, typoid, dan leptospirosis. Ini belum termasuk berbagai penyakit tidak menular yang diakibatkan pencemaran lingkungan dan bahan toksin. Pada saat terjadi banjir maka dapat dipastikan akan mempengaruhi pasokan air bersih. Sehingga penularan penyakit infeksi kulit, saluran pernafasan maupun pencernaan tentulah akan semakin mudah. Interaksi antara hewan perantara penyakit dan manusia pun meningkat. Dengan adanya banjir maka sampah-sampah atau limbah terbawa ke lingkungan manusia, hewan-hewan pengerat pun kehilangan tempat tinggal dan mereka mencari tempat aman yaitu ke pemukiman manusia, hal ini meningkatkan kemungkinan kontak antara manusia dengan hewan pengerat sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit yang diperantarai hewan pengerat.
Perkembangan mikroorganisme juga ikut terpengaruh, contohnya pada laut. Peningkatan suhu permukaan laut menyebabkan peningkatan populasi dari fitoplankton, makanan bagi zooplankton. Ada beberapa mikroorganisme yang hidup secara simbiosis pada zooplankton. Dengan peningkatan makanan bagi zooplankton maka populasi zooplankton akan meningkat, dan akibatnya meningkatkan populasi dan risiko terjadinya penyakit infeksi karena hal tersebut, sebagai contoh penyakit wabah kolera.
Penyakit-penyakit tersebut akan meningkat penularannya ke sejumlah negara subtropik. Menurut Ridad (2007), pemanasan global mengakibatkan arbovirus seperti dengue dan parasit protozoa seperti malaria sudah menyebar ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak ada. Dengan adanya pemanasan global, nyamuk yang menjadi vektor tersebut mampu untuk berkembang biak di daerah yang sebelumnya dianggap terlalu dingin untuk mampu bertahan yaitu isotherm 16 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan.Pemanasan global mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan dipersingkat, sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Fenomena semakin bertambah ganasnya penyakit itu mengakibatkan seolah-olah timbul penyakit baru, padahal penyakit itu sebenarnya masih sama yaitu demam berdarah dengue (DBD) dan malaria.
Sejumlah penyakit memang endemis di wilayah tertentu, namun karena perubahan iklim, berdampak terhadap penyebaran penyakit ke daerah lain. Anopheles adalah jenis nyamuk vektor utama penyakit malaria yang selama ini dianggap mampu berkembang biak pada daerah tropis saja dengan suhu tidak kurang dari 16 derajat Celcius dan pada ketinggian kurang dari 1.000 m. Namun laporan terakhir menunjukkan nyamuk ini telah ditemukan di daerah subtropis dan pada ketinggian yang sebelumnya tidak ditemukan anopheles seperti di Afrika Tengah dan Ethiopia. Di Indonesia malaria dikenal endemis di Papua, tetapi di Jawa Tengah juga ada meskipun sedikit.
Lakukan Sekarang !
Kita tidak tahu kapan efek dari perubahan suhu bumi ini akan benar-benar memberi dampak yang besar bagi umat manusia. Walaupun sebenarnya beberapa dampaknya telah terjadi. Dampak bagi kesehatan manusia juga adalah ancaman yang suatu saat dapat benar-benar nyata. Karena itu semuanya kembali pada kita. Menilik tindakan yang dilakukan oleh Presiden SBY dengan aksi Tanam Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon merupakan salah satu penanggulangan, adalah satu langkah besar yang suatu saat akan membantu mencegah percepatan kerusakan bumi karena pemanasan global.
Upaya lain yang harus kita lakukan adalah penghematan penggunaan listrik , mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan, menjaga kelestarian hutan dan laut yang kita miliki, dan memaksimalkan segala daya untuk mengurangi sampah, yang sebagai salah satu penyumbang pemanasan global.
Selain hal-hal di atas tadi, tentu masih banyak yang dapat kita lakukan. Bila mengacu pada dampak terhadap kesehatan yang mungkin terjadi, maka sosialisasi mengenai ancaman ini seharusnya sudah diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Apabila masyarakat telah mengerti dampak yang begitu besar ini khususnya dalam hal kesehatan, mungkin akan lebih mudah selanjutnya untuk dilakukan gerakan pencegahan secara konkrit dan menyeluruh.
Bahaya Tidur Setelah Sahur
Posted by PASMAJA
on
Senin, 16 Agustus 2010
, under
Aktivitas
|
comments (2)
ini mas joe.. hihihi |
Tidur setelah sahur memang jamak dilakukan orang pada bulan puasa. Namun dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial Syam, memberi saran sebaiknya hal itu tidak dilakukan. "Karena makanan belum dicerna dan malah bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan (atau biasa disebut refluks) karena pengaruh gravitasi," kata dia ketika dihubungi, Jumat lalu.
Jika refluks terjadi, Ari melanjutkan, asam lambung akan naik dan melukai kerongkongan. Karena mengalami luka, kerongkongan akan terasa panas seperti terbakar, dan mulut pun terasa pahit.
Dia punya cara untuk menyiasati kemungkinan terjadinya refluks asam lambung ini. "Dengan cara tidur setengah duduk atau tidur menggunakan bantal yang tinggi," kata Ari.
Namun dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu lebih menyarankan orang yang berpuasa tidak tidur setelah bersantap sahur. "Sebenarnya kan percuma tidur, paling cuma satu jam," katanya. Ideal-nya, ia menambahkan, seseorang boleh tidur dua jam setelah makan. "Tapi masih bisa ditolerir tidur satu jam setelah makan," kata Ari.
Makanan yang sukar dicerna, Ari melanjutkan, adalah makanan yang terlalu berlemak. Keju dan minyak dalam jumlah banyak akan memerlukan waktu dua jam untuk dicerna. Sedangkan nasi dengan sayur berkuah atau telur dan ikan rebus biasanya memerlukan waktu satu jam untuk dicerna.
Agar lambung punya cukup waktu untuk mencerna santapan sahur, peraih Young Clinician Award pada World Congress of Gastroenterology Bangkok 2002 itu menyarankan orang yang berpuasa makan sekitar satu jam sebelum waktu imsak. "Jam 3-an sudah makan makanan padat. Jangan mepet-mepet waktu imsak," katanya.
Barulah mendekati waktu imsak, menu dilanjutkan dalam bentuk camilan, buah-buahan, dan minum air putih. Dengan cara ini, ketika tidur, makanan sahur telah dicerna dan terhindar dari refluks. Seusai salat subuh, jika memang sangat mengantuk, orang yang berpuasa dianjurkan tidur sebelum beraktivitas.
Ari juga menjelaskan bahwa nutrisi yang paling diperlukan manusia secara garis besar adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk santapan sahur, ia sarankan agar makan nasi, kentang, dan ubi sebagai sumber karbohidrat. Untuk protein,daging, ikan, dan telur bisa menjadi pilihan. Lemak dapat diperoleh dari minyak dan daging ayam negeri.
Namun, Ari mengingatkan, orang yang berpuasa untuk menghindari makanan yang mengandung lemak berlebih saat sahur karena susah dicerna. Demikian pula konsumsi susu. Bagi yang berusia di atas 30 tahun, sebaiknya memilih susu rendah lemak atau bahkan tanpa lemak.
Konsumsi cairan yang dianjurkan Ari adalah jus buah-buahan, seperti mangga atau jeruk, karena menyediakan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. “Tapi jangan pakai gula atau susu,” kata Wakil Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu.
Sejarah & Mengenal Rock Climbing
Posted by PASMAJA
on
Sabtu, 14 Agustus 2010
, under
Sejarah
|
comments (0)
I. SEJARAH PANJAT TEBING
Aktivitas panjat tebing sudah dikenal masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka melakukan pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya didaerah pantai dan kawasan karst untuk mencari sarang burung atau sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai system dan prosedur yang baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.Sumber : cartenz adventure
II. DEFINISI
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport)
III. SISTEM PEMANJATAN
System pemanjatan dibagi menjadi dua :
* Himalayan system
Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan ataupun yang lainnya
* Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.
Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
* Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
* Free climbing :
Adalah pemenajatn yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sednangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
- Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
- Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer.
Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing
IV. TEKNIK DASAR PANJAT TEBING
Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat, bagaimana kontur tebing tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara detail bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang ada pada tebing tersebut yang paling utama pemanjat harus bisa menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan peralatan yang benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam pemanjatan sehingga menjadi support tambahan bagi kesuksesan dalam melakukan pemanjatan.
Teknik pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, yaitu :
a. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan
b. Friction / Slab Climbing
Teknik ini hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu
c. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang digunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak
Dengan cara demikian dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut ;
a. Jamming
Teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak
b. Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang cukup besar. Badan masuk diantara celah dan punggung menempel disalah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke sisi tebing belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula dan membantu mendorong serta membantu menahan berat badan.
c. Bridging
Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang kaki sebagai tumpuan dibantu juga tangan sebagai penjaga keseimbangan.
d. Lay back
Teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik silih berganti.
e. Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertukal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
f. Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar untuk diandalkan untuk tempat brdiri selanjutnya. Kedua tangan dgunakan untuk menarik berat badan dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengngkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Sebagaimana panjat tebing ialah memanfaatkan cacat batuan untuk menambah ketinggian sehingga seorang pemanjat dituntut berani, teliti dan terampil juga dalam kemampuan berfikir yang tepat dalam bertindak dengan keadaan yang terbatas untuk membuat keputusan menyiasati dan memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat, cepat dan aman.
V. PROSEDUR PEMANJATAN
Tahapan-tahapan dalam pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkh sebagai berikut :
a. mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dicapai.
b. Menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan
c. Untuk Leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas dari Leader sendiri adalah membuat lintasan yang akan dilaluinya dan pemanjat berikutnya.
d. Untuk Belayer, memasang ancor dan merapikan alat-alat. Tugasnya adalah membantu Leader baik dengan aba-aba maupun dengan tali yang dipakai Leader, Belayer juga bertugas mengamankan Belayer dari resiko jatuh atau yang lainnya, dengan langkah awal yaitu meneliti penganman yang dipakai Leader.
e. Bila belayer dan Leader telah siap melakukan pemanjatan, segera memberi aba-aba pemanjatan
f. Bila Leader sampai ketinggian 1 pitch (tali habis) ian harus memasang ancor.
g. Leader yang sudah memasang ancor diatas, selanjutnya berfungsi sebagai Belayer untuk mengamankan pemenjat berikutnya.
VI. PERALATAN PANJAT TEBING
Adapun jenis-jenis peralatan yang biasa digunakan untuk panjat tebing adalah :
- Tali (Karn Mantel)
- Webbing
- Carabiner screw dan non screw
- Piton (pasak tebing)
- Ascender (alat untuk naik pada tali)
- Descender (alat untuk turun pada tali)
- Eterier (tangga tali)
- Chock friend
- Harness
- Hamer
- Hand drill
- Magnesium
- Sepatu dan helm
- Chock stopper
- Chock hexentrix
- dll
VII. SIMPUL-SIMPUL
Simpul-simpul dasar yang biasa digunakan pada panjat tebing adalah sebagai berikut :
- Simpul delapan (figure of eight knot)
- Simpul delapan ganda (double lub figure of eight knot)
- Simpul nelayan (fisherman knot)
- Simpul perusik
- Simpul pangkal (eliver hitch)
- Simpul pita
- Simpul bowline
- Simpul jangkar
- Simpul belay (Italian hitch)
- Simpul kupu-kupu
- dll
Cara merawat Sleeping Bag
Posted by PASMAJA
on , under
Perawatan
|
comments (0)
Banyak orang yang masih belum tau atau salah dalam merawat Sleeping Bag, sehingga membuat Sleeping Bag capet rusak, pastinya akan mengelurkan banyak biaya jika mengalami hal tersebut.
berikut beberapa cara merawat Sleeping Bag :
berikut beberapa cara merawat Sleeping Bag :
1. Dalam perawatan Sleeping Bag sebaik nya TIDAK TERKOMPRESI saat penyimpanan ( dalam jangka waktu lama ) TETAPI disimpan di tempat yang longgar. Karena dapat memperngaruhi performance nya, atau dikeluarkan dari tempatnya kemudian ditaruh di kantong plastik besar + pengharum plus anti jamur / ngengat ( setelah di bersih kan jika ada noda )
2. Dicuci dengan sabun yang tidak "keras" misalnya shampoo / sabun bayi, cara pencucian manual dengan tangan kemudian di angin2kan tanpa kena matahari langsung.
3. Setelah 20 kali pemakaian SB sebaik nya di cuci,tergantung tingkat bersih kotornya Sleeping Bag
selamat mencoba
MOUNTAINEERING
Posted by PASMAJA
on , under
Adventure
|
comments (0)
Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang menamakan diri sebagai kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya). Melainkan telah dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demikian bukanlah berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung, menjadi bidang ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Didalam pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering. Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
1. Berjalan (Hill Walking) Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested)
2. Memanjat (Rock Climbing) Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus. Namun prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya memberi pertolongan.
3. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing) Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju. Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup : Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik- teknik Rock Climbing dan lain-lain.
PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG
1. Pengenalan Medan Untuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter. Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.
2. Persiapan Fisik Persiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melelui peredaran darah ke otot-otot badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah semakin rendah kadar oksigennya.
3. Persiapan Tim Menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.
4. Perbekalan dan Peralatan Persiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak, makanan, obat-obatan dan lain-lain.
BAHAYA DI GUNUNG
Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian.
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang kurang baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain. Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan faktor intern. Rasa keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan, penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasan- keterbatasan pada diri kita sendiri.
LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR PENDAKIAN
Umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi tiga langkah, yaitu :
1. Persiapan
Yang dimaksud persiapan pendakian gunung adalah :
- Menentukan pengurus panitia pendakian, yang akan bekerja mengurus : Perijinan pendakian, perhitungan anggaran biaya, penentuan jadwal pendakian, persiapan perlengkapan/transportasi dan segala macam urusan lainnya yang berkaitan dengan pendakian.
- Persiapan fisik dan mental anggota pendaki, ini biasanya dilakukan dengan berolahraga secara rutin untuk mengoptimalkan kondisi fisik serta memeksimalkan ketahanan nafas. Persiapan mental dapat dilakukan dengan mencari/mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga timbul dalam pendakian beserta cara-cara pencegahan/pemecahannya.
Bila ingin mendaki gunung yang belum pernah didaki sebelumnya disarankan membawa guide/penunjuk jalan atau paling tidak seseorang yang telah pernah mendaki gunung tersebut, atau bisa juga dilakukan dengan pengetahuan membaca jalur pendakian. Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Kelompok pelopor
- Kelompok inti
- Kelompok penyapu
Masing-masing kelompok, ditunjuk penanggungjawabnya oleh komandan lapangan (penanggungjawab koordinasi). Daftarkan kelompok anda pada buku pendakian yang tersedia di setiap base camp pendakian, biasanya menghubungi anggota SAR atau juru kunci gunung tersebut. Didalam perjalanan posisi kelompok diusahakan tetap yaitu : Pelopor di depan (disertai guide), kelompok initi di tengah, dan team penyapu di belakang. Jangan sesekali merasa segan untuk menegur peserta yang melanggar peraturan ini. Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahakan tetap. Setelah tiba di puncak dan di base camp jangan lupa mengecek jumlah peserta, siapa tahu ada yang tertinggal.
3. Evaluasi
Biasakanlah melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang anda lakukan, karena dengan evaluasi kita akan tahu kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju perbaikan dan kebaikan (vivat et floreat).
FISIOLOGI TUBUH DI PEGUNUNGAN
Mendaki gunung adalah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekuensinya. Dengan berubahnya ketinggian tempat, maka kondisi lingkungan pun jelas akan berubah. Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas bila dikaitkan dengan ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga semakin berkurang. Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap keselamatan jiwa kita, itulah yang teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak kecelakaan terjadi di pegunungan akibat kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang lengkapnya sarana penyelamat.
1. Konsekuensi Penurunan Suhu Manusia termasuk organisme berdarah panas (poikiloterm), dengan demikian manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler untuk mempertahankan kondisi suhu tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu yang terlalu ekstrim dapat membahayakan. Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah, maka tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh internal (mis : dengan menggigil). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perlu banyak makan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan tenaga yang dihasilkan lewat oksidasi.
2. Konsekuensi Penurunan Jumlah Oksigen Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk menjamin kelangsungan proses-proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi haemoglobin dalam darah. Semakin tinggi jumlah darah merah dan konsentrasi Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan aerobic, karena disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga merangsang memacu sintesis sel-sel darah merah.
3. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian. Komponen terpenting yang ditinjau dari sudut faal olahraga adalah system kardiovaskulare dan neuromusculare. Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami hal-hal yang kurang enak, yang disebabkan oleh hipoksea (kekurangan oksigen), ini disebut penyakit gunung (mountain sickness). Kapasitas kerja fisik akan menurun secara menyolok pada ketinggian 2000 meter, sementara kapasitas kerja aerobic akan menurun (dengan membawa beban 15 Kg) dan juga derajat aklimasi tubuh akan lambat.
Mountain sickness ditandai dengan timbulnya gejala-gejala :
- Merasakan sakit kepala atau pusing-pusing
- Sukar atau tidak dapat tidur
- Kehilangan control emosi atau lekas marah
- Bernafas agak berat/susah
- Sering terjadi penyimpangan interpretasi/keinginannya aneh-aneh, bersikap semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.
- Biasanya terasa mual bahkan kadang-kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka orang ini harus segera ditolong dengan memberi makanan/minuman untuk mencegah kekosongan perut.
- Gejala-gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai puncaknya pada hari kedua.
4. Program Aerobik Program/latihan ini merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang maksimum pada daerah ketinggian. Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan dengan kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selai respirasi. Kebiasaan melakukan latihan aerobic secara teratur, dapat menambah kelancaran peredaran darah dalam tubuh, memperbanyak jumlah pembuluh darah yang mrmasuki jaringan, memperbanyak sintesis darah merah, menambah kandungan jumlah haemoglobin darah dan juga menjaga optimalisasi kerja jantung. Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut di atas, maka mekanisme pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke sel- sel yang membutuhkan lebih terjamin. Untuk persiapan/latihan aerobic ini biasanya harus diintensifkan selama dua bulan sebelumnya. Latihan yang teratur ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan (endurance) dan kelenturan (fleksibility) otot, peningkatan kepercayaan diri (mental), keteguhan hati serta kemauan yang keras. Didalam latihan diusahakan denyut nadi mencapai 80% dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai setelah lari selama 20 menit. Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia dapat menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya disesuaikan dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya tahan yang maksimal, dan gerakan yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban, Untuk baiknya dilakukan aerobic 25-50 menit setiap harinya.
PENGETAHUAN DASAR BAGI MOUNTAINEER
1. Orientasi Medan
A. Menentukan arah perjalanan dan posisi pada peta
Dengan dua titik di medan yang dapat diidentifikasikan pada gambar di peta. Dengan menggunakan perhitungan teknik/azimuth, tariklah garis pada kedua titik diidentifikasi tersebut di dalam peta. Garis perpotongan satu titik yaitu posisi kita pada peta. Bila diketahui satu titik identifikasi.
Ada beberapa cara yang dapat dicapai :
1. Kalau kita berada di jalan setapak atau sungai yang tertera pada peta, maka perpotongan garis yang ditarik dari titik identifikasi dengan jalan setapak atau sungai adalah kedudukan kita.
2. Menggunakan altimeter. Perpotongan antara garis yang ditarik dari titik identifikasi dengan kontur pada titik ketinggian sesuai dengan angka pada altimeter adalah kedudukan kita.
3. Dilakukan secara kira-kira saja. Apabila kita sedang mendaki gunung, kemudian titik yang berhasil yang diperoleh adalah puncaknya, maka tarik garis dari titik identifikasi itu, lalu perkirakanlah berapa bagian dari gunung itu yang telah kita daki.
B. Menggunakan kompas
Untuk membaca peta sangat dibutuhkan banyak bermacam kompas yang dapat dipakai dalam satu perjalanan atau pendakian, yaitu tipe silva, prisma dan lensa.
C. Peta dalam perjalanan
Dengan mempelajari peta, kita dapat membayangkan kira-kira medan yang akan dilaui atau dijelajahi. Penggunaan peta dan kompas memang ideal, tetapi sering dalam praktek sangat sukar dalam menerapkannya di gunung-gunung di Indonesia. Hutan yang sangat lebat atau kabut yang sangat tebal acap kali menyulitkan orientasi. Penanggulangan dari kemungkinan ini seharusnya dimulai dari awal perjalanan, yaitu dengan mengetahui dan mengenali secara teliti tempat pertama yang menjadi awal perjalanan. Gerak yang teliti dan cermat sangat dibutuhkan dalam situasi seperi di atas. Ada baiknya tanda alam sepanjang jalan yang kita lalui diperhatikan dan dihafal, mungkin akan sangat bermanfaat kalau kita kehilangan arah dan terpaksa kembali ketempat semula. Dari pengalaman terutama di hutan dan di gunung tropis kepekaan terhadap lingkungan alam yang dilalui lebih menentukan dari pada kita mengandalkan alat- alat seperti kompas tersebut. Hanya sering dengan berlatih dan melakukan perjalanan kepekaan itu bisa diperoleh.
2. Membaca Keadaan Alam
A. Keadaan udara
- Sinar merah pada waktu Matahari akan terbenam. Sinar merah pada langit yang tidak berawan mengakibatkan esok harinya cuaca baik. Sinar merah pada waktu Matahari terbit sering mengakibatkan hari tetap bercuaca buruk.
- Perbedaan yang besar antara temperature siang hari dan malam hari. Apabila tidak angin gunung atau angin lembab atau pagi-pagi berhembus angin panas, maka diramalkan adanya udara yang buruk. Hal ini berlaku sebaliknya.
- Awan putih berbentuk seperti bulu kambing. Apabila awan ini hilang atau hanya lewat saja berarti cuaca baik. Sebaliknya apabila awan ini berkelompok seperti selimut putih maka datanglah cuaca buruk.
B. Membaca sandi-sandi yang diterapkan di alam menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti :
- Sandi dari batu yang dijejer atau ditumpuk
- Sandi dari batang/ranting yang dipatahkan/dibengkokkan
- Sandi dari rumput/semak yang diikat
Tujuan dari penggunaan sandi-sandi ini apabila kita kehilangan arah dan perlu kembali ke tempat semula atau pulang.
3. Tingkatan Pendakian gunung Agar setiap orang mengetahui apakah lintasan yang akan ditempuhnya sulit atau mudah, maka dalam olahraga mendaki gunung dibuat penggolongan tingkat kesulitan setiap medan atau lintasan gunung. Penggolongan ini tergantung pada karakter tebing atau gunungnya, temperamen dan penampilan fisik si pendaki, cuaca, kuat dan rapuhnya batuan di tebing, dan macam-macam variabel lainnya.
- Kelas 1 : Berjalan. Tidak memerlukan peralatan dan teknik khusus.
- Kelas 2 : Merangkak (scrambling). Dianjurkan untuk memakai sepatu yang layak. Penggunaan tangan mungkin diperlukan untuk membantu.
- Kelas 3 : Memanjat (climbing). Tali diperlukan bagi pendaki yang belum berpengalaman.
- Kelas 4 : Memanjat dengan tali dan belaying. Anchor untuk belaying mungkin diperlukan.
- Kelas 5 : Memanjat bebas dengan penggunaan tali belaying dan runner. Kelas ini dibagi lagi menjadi 13 tingkatan.
- Kelas 6 : Pemanjatan artificial. Tali dan anchor digunakan untuk gerakan naik. Kelas ini sering disebut kelas A. Selanjutnya dibagi dalam 5 tingkatan
Mountain Sickness
Posted by PASMAJA
on
Rabu, 11 Agustus 2010
, under
Aktivitas
|
comments (6)
Semakin tinggi suatu daerah semkain rendah kadar oksigennya. Ini mempengaruhi aktivitas seorang pendaki gunung karena Hipoksia. Ada pendaki gunung yang sudah terkena pengaruh pada ketinggian 2000 meter , tetapi ada juga yang baru merasakannya pada ketinggian 4000 meter atau lebih. Faktor yang mempengaruhi ketahanan seseorang untuk dapat terjangkit penyakit ini adalah seberapa cepat naik ke ketinggian, seberapa berat aktivitas di ketinggian, dan kepekaan individu. Harus diingat dalam beberapa kasus Altitude sickness/Mountain Sickness dapat berakibat fatal.
Jenis AMS
1. EARLY MOUNTAIN SICKNESS
Pada pemula yang masih menyesuaikan dengan ketinggian penyakit ini sering terjadi
Tanda-tandanya sebagai berikut:
– Pusing/sakit kepala
– Mual
– Hilang selera makan
– Susah tidur
Penyembuhan :
Tidak jalan menambah ketinggian hingga sembuh.
2. ACUTE MOUNTAIN SICKNESS
Meliputi hipotermia, HAPE (High Altitude Pulmonary Edema), dan HACE (High Altitude Cerebral Edema). Sering terjadi pada ketinggian di atas 3000 meter. Jika kondisi ini sudah terjadi maka penanganan satu-satunya adalah korban harus dibawa turun.
Mengatasi Mountain Sickness
– Jika merencanakan perjalanan di ketinggian dengan hati-hati dan mengikuti prosedur standar dengan sebaik-baiknya, Anda akan terhindar dari Mountain Sickness.
– Jika memiliki waktu yang pendek, maka jangan melakukan perjalanan terlalu tinggi.
– Saat melakukan perjalanan di atas 3.000 meter/high altitude, jangan melakukan perpindahan tempat untuk bermalam dengan ketinggian lebih dari 450 meter per hari, meskipun tidak merasakan perubahan kondisi tubuh apa pun.
pasmaja 269
pasmaja 269
Phobia dan Cara Mengatasinya
Posted by PASMAJA
on
Selasa, 10 Agustus 2010
, under
Aktivitas
|
comments (3)
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia adalah ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya. Terkadang juga bisa menghambat aktivitasnya
Phobia ini terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Phobia khusus yaitu ketakutan terhadap obyek atau aktivitas tertentu.
Miisalnya acrophobia: takut ketinggian, ailurophobia: takut kucing, arachnophobia: takut laba-laba, cynophobia: takut anjing, nyctophobia: takut gelap, dll.
2. Phobia sosial yaitu ketakutan terhadap penilaian orang lain.
3. Agoraphobia yaitu rasa takut berada di tempat terbuka atau pusat keramaian.
Banyak hal yang membuat seseorang mengidap phobia. Paling sering karena traumatis, terutama yang terjadi dimasa kecil. Phobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan phobia.
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan
Kita mungkin jengkel melihat teman, saudara atau pasangan kita yang phobia. Suasana menjadi kacau, karena sesuatu yang kita pandang biasa malah membuatnya berteriak histeris, lari, atau bahkan pingsan. Seperti yang dialami suamiku, dia phobia banget kalau melihat darah. Pernah ketika itu menjenguk saudara dirumah sakit karena kecelakaan, suamiq terdiam setelah itu tiba - tiba pingsan gara - gara liat darah wach..jadi bener - bener kacau. Niatnya menjenguk ech malah jadi yang dijenguk. Tapi sekarang banyak cara mengatasi phobia. Berikut berdasarkan info yang ku dapat ada beberapa perawatan utama untuk mengatasi fobia, yaitu:
a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.
c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
edited by : pasmaja269
Tetap AKTIF Saat Puasa
Posted by PASMAJA
on , under
Aktivitas
|
comments (0)
Takut lemas atau pusing saat puasa sehingga aktivitas cenderung berkurang? Itu bisa ditanggulangi. Ada baiknya kita ikuti kiat-kiatnya berikut ini
Bulan Ramadhan telah datang! Inilah bulan istimewa yang disebut-sebut sebagai bulan seribu bulan, bulan penuh rahmat dan berkat, bulan keampunan yang ditunggu oleh umat Islam. Lewat puasa diharapkan manusia mensucikan diri, melakukan peleburan jiwa untuk menemukan kembali jati diri. Dengan menahan lapar dan dahaga, kita merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang hanya mampu makan satu kali sehari, misalnya.
Namun, agar ibadah puasa kita berjalan dengan baik, tentulah kita harus menjaga kebugaran fisik. Soalnya, berubahnya jadwal makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali, ada juga dampaknya pada tubuh.
Yang paling mencolok adalah penurunan berat badan yang umumnya bisa sampai 5%, meskipun ada juga yang naik sampai 2%. Penurunan berat badan amat terasa pada dua minggu pertama setelah puasa. "Tapi semua itu masih masuk dalam batas normal bagi orang sehat," jelas Dr. Ir. Ali Khomsan dari GMSK IPB, Bogor.
Penurunan berat badan pada ibu rumah tangga cenderung lebih banyak dibandingkan dengan pria, apalagi menjelang akhir Ramadhan. Kegiatan ibu rumah tangga secara fisik tampaknya semakin bertambah di saat-saat itu, dan itu berarti kebutuhan energi pun meningkat. Namun apabila konsumsi yang masuk dalam tubuh cukup, penurunan berat badan tidak akan terlalu mengganggu.
Atur aktivitas
-
Selain itu, menurut sebuah penelitian, tubuh manusia masih dapat bertahan tanpa makan selama dua minggu asalkan tetap minum atau masih bisa hidup selama seminggu tanpa minum, tapi puasa membuat tubuh memakai energi cadangan sebagai ganti pasokan makanan yang biasa dikonsumsi.
Memang cadangan energi selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan yang berlangsung kurang lebih 12 jam masih mencukupi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi, kegiatan selama puasa hendaklah tidak berlebihan.
Hal yang sangat dikhawatirkan jika melakukan kegiatan yang berlebihan adalah menurunnya pasokan cairan tubuh alias dehidrasi. Jika sedang tidak berpuasa, cairan yang hilang dari tubuh bisa langsung diganti. Namun jika sedang berpuasa, cairan tubuh yang kurang itu harus menunggu saat berbuka dulu. Akibatnya, tubuh akan kekurangan air dan ini mengganggu kerja fungsi organ tubuh yang lain.
Maka dari itu dianjurkan agar menjalankan aktivitas yang tidak terlalu banyak mempergunakan tenaga. Kalaupun ingin melakukan aktivitas yang "berat-berat" seperti berolahraga, sebaiknya melakukannya saat menjelang berbuka puasa, kira-kira 1 - 2 jam sebelumnya. Dengan cara itu, begitu tubuh mengeluarkan keringat, kita bisa langsung menggantikannya pada saat berbuka puasa.
"Bisa juga olahraga dilakukan sesudah berbuka puasa, tetapi sebaiknya 2 - 3 jam setelah perut diisi makanan," jelas dr. Elvina Karyadi, M.Sc. yang berkecimpung di Southeast Asian Ministers Of Education Organization & Tropical Medicine Regional Center For Community Nutrition.
Walaupun begitu, tetap bergiat selama puasa asal tidak berlebihan memang sangat dianjurkan. Hal tersebut untuk merangsang keluarnya hormon antiinsulin yang berfungsi melepaskan gula darah dari "gudangnya". Kalau Anda bermalas-malasan selagi berpuasa, atau terlalu banyak tidur, maka tubuh Anda makin kurang energi alias tak bertenaga. Itu semua karena kadar gula dibiarkan menurun secara drastis.
Selain tetap bergiat, mengatur menu saat sahur dan berbuka juga mempunyai peranan yang penting. Soalnya, saat itulah tubuh diisi makanan yang memenuhi syarat gizi agar kebutuhan kalori tercukupi.
Tips Sehat Cara Menjaga Stamina Tubuh Sepanjang Hari
Posted by PASMAJA
on , under
Aktivitas
|
comments (0)
Apakah anda cepat merasa lelah? mudah cape, dan kurang bergairah, dalam beraktifikas sehari-hari. Jika hal ini terjadi pada anda ini menandakan bahwa stamina anda telah menurun. Salah satu sifat dari stamina adalah dinamis atau fungsional. Artinya, kemampuan untuk melakukan pekerjaan fisik yang berat. Karena itu, untuk mewujudkan tugas tersebut, diperlukan stamina yang selalu prima. Atau minimal tetap sehat walau tenaga sedikit berkurang karena kelelahan.
Di bawah ini ada beberapa tips untuk menjaga dan meningkatkan stamina agar tetap bugar sepanjang hari:
1.Berolahraga secara teratur
Olahraga terutama jenis aerobik adalah obat terbaik mengatasi kelelahan dan menambah energi. Olahraga aerobik seperti bersepeda, berenang dan lari akan memperkuat jantung sehingga lebih banyak lagi pasokan oksigen yang sampai ke seluruh tubuh. Lebih banyak oksigen yang sampai ke panas lagi organ dalam dapat bekerja, sehingga meningkatkan efisiensi produksi energi.
2. Minum lebih banyak
Kurang cairan adalah penyebab kelelahan. Jika tubuh kekurangan cairan, darah mengental. Akibatnya aliran darah jadi lambat dan butuh waktu lebih bagi sel tubuh untuk mendapatkan oksigen.
3. Makan sedikit, tetapi sering
Makanlah dengan porsi kecil bergizi seimbang, tetapi sering. Makan porsi besar kaya karbihidrat menyebabkan gula darah membumbung. Ini membuat lebih banyak insulin yang dikeluarkan tubuh. Kondisi ini akan menyebabkan terlalu banyak gula darah dikirim ke sel otot untuk disimpan. Inilah biang keladi kelelahan.
4. Konsumsi suplemen vitamin, mineral dan asam lemak omega 3
Asupan multivitamin dan mineral untuk pasien yang kelelahan. Mengapa? Vitamin antioksidan membantu tubuh menetralkan kerusakan dalam sel karena serangan radikal bebas. Mineral mendukung kinerja hati dan ginjal dalam melakukan kerja detoksifikasi tubuh. Asam lemak omega 3 membantu kerja setiap sel tubuh agar berjalan mulus.
5. Ubah rutinitas
Bila kegiatan sehari-hari sudah dapat ditebak, ubah kebiasaan itu. Ini dapat menyebabkan kebosanan, biang keladi penguras energi. Coba dengarkan jenis musik baru, tempuh rute baru ke kantor, atau ngobrol dengan orang baru.
6. Beri prioritas
Buat daftar hal paling penting dalam hidup, apa yang ingin Anda lakukan. Melakukan hal yang tak diinginkan akan menghabiskan energi.
7. Istirahat sejenak
Manusia sudah diprogram oleh yang Maha Kuasa untuk bergerak antara menghabiskan dan meregenerasi energi. Siklus ini, kata Schwartz, berlangsung selama 90-120 menit, selama waktu kelelahan. Istirahatlaaah beberapa menit untuk memulihkan energi.
Memilih Alas Kaki Untuk Bertualang
Posted by PASMAJA
on
Sabtu, 07 Agustus 2010
, under
Perawatan
|
comments (2)
Kaki merupakan salah satu bagian penting bagi yang suka jalan-jalan atau bertualang. Kaki yang sakit, baik itu diakibatkan karena luka luar, terkilir atau patah, dipastikan akan membuat tidak nyaman perjalanan atau petualangan kita. Bila bagian tubuh yang lain sakit, sedangkan kaki masih sehat, kita masih bisa berjalan mencapai tujuan yang diinginkan. Namun bila badan sehat, tapi kaki patah, maka bisa membuyarkan semua rencana perjalanan dan akan merepotkan teman seiring, karena mereka harus menandu anda. Jadi kaki merupakan salah satu modal utama dan penting bagi yang suka jalan-jalan dan bertualang di alam bebas.
Membuat kaki sehat dan kuat tentunya dengan membiasakan kaki tersebut bekerja keras, sering digunakan jalan ketimbang duduk atau tidur. Kalau tidak sempat berolahraga, lakukan saja yang bisa kita lakukan di keseharian kita, dengan jalan kaki. Misalnya turun dari taksi atau angkot ke kantor atau rumah yang tidak terlalu jauh lagi tidak disambung dengan ojek atau bajaj atau becak, tapi dengan berjalan kaki. Bila kita ke pasar, toko atau warung makan yang tidak terlalu jauh, yang biasanya naik bajaj, angkot atau ojek, kali ini cobalah dengan berjalan kaki.
Bila kantor kita di lantai 3 atau 4, coba gunakan tangga darurat untuk naik dan turun. Kalau naik berat dan cape, ya pake lift, tapi waktu turunnya kita pake tangga darurat. Tips ini jangan dilakukan kalau kantor kita di lantai 40 !
Berbelanja juga merupakan kegiatan melatih kaki yang baik. Semakin sering kita jalan, maka otot kaki akan terlatih, kuat dan fleksibel.
Bila kaki sudah cukup kuat dan terlatih. Kita juga harus tahu alas kaki yang baik dan cocok dikenakan selama bertualang. Alas kaki yang sekenanya. Asal. Dan tidak sesuai dengan medan akan mengakibatkan otot kaki cepat lelah, yang parah lagi bisa mengakibatkan cedera.
Yang harus diperhatikan pertamakali adalah tujuan perjalanan kita. Bila kita akan naik gunung maka yang harus kita bawa adalah sepatu gunung. Sepatu gunung didisain memiliki telapak yang baik untuk menapak di tanah, biasanya berupa pul atau gerigi agar ijakan kuat membuat sepatu menancap di tanah. Sepatu gunung yang baik juga akan melindungi kaki dari benturan dengan batu, ranting kayu dan onak duri. Makanya sepatu gunung yang baik adalah yang tinggi, hingga menutupi mata kaki.
Kalau sepatu gunung semata kaki terasa berat, bisa juga pakai sepatu gunung yang pendek. Pakailah sepatu gunung 1 atau 2 ukuran lebih besar dari biasanya, misalnya kita biasa pakai sepatu kets nomor 40, maka ukuran sepatu gunung kita harus 41 atau 42. Sepatu yang ketat tidak baik untuk kaki. Sepatu gunung yang longgar, dimaksudkan agar kita bisa menggunakan kaos kaki tebal, yang berguna melindungi kaki dari benturan (lebih empuk) dan menghangatkan kaki.
Sepatu gunung yang harganya mahal harus kita rawat dengan baik. Saran saya bila tidak sangat kotor atau pernah terbenam dalam lumpur, sepatu gunung jangan terlalu sering di cuci, apalagi dengan merendamnya. Kalau hanya kotor sedikit, lebih baik disikat dengan air saja. Hindari sabun atau detergen yang keras. Seringnya sepatu dicuci dan di rendam bisa mengakibatkan lem dan jahitan berkurang kekuatannya.
Kalau sudah dicuci, jangan di jemur di matahari terik secara langsung. Beberapa bagian dari sepatu tidak tahan panas, bisa mengakibatkan bahan mengeras dan mudah sobek. Jemur sepatu di tempat tidak terlalu panas (hangat atau sejuk) dan bagus lagi kalau berangin.
Diperjalanan, kalau sepatu kita basah kuyup, jangan sekali-kali memanggangnya di api unggun. Bukannya kering, yang kita dapat bisa jadi sepatu gosong !!
Kalau tidak ingin cedera ketika mendaki gunung jangan sekali-kali menggunakan sepatu kets atau sepatu olahraga biasa, karena sepatu ini tidak dirancang untuk aktifitas berat dan mempunyai konstruksi yang tidak cocok. Selain tidak akan kuat dan cepat rusak karena sobek, lemnya mengelupas atau jahitanya lepas. Alas sepatunya nya biasanya rata, ini berbahaya, karena akan membuat membuat licin bila berjalan di tanah gunung.
Jangan juga mengikuti orang yang pake sandal gunung, apalagi sandal jepit untuk naik gunung. Kelihatannya ringkas dan ringan. Tapi ini sangat sangat berbahaya lagi. Kalau tidak percaya silahkan coba. Tapi tidak ditanggung akibatnya.
Sandal gunung atau sandal jepit selain membuat kaki terbuka, tidak terlindung dari batu tajam, onak duri dan patahan kayu yang bisa sewaktu-waktu menusuk kaki. Belum lagi kedua sandal ini rata di bagian alas, licin, bisa mengakibatkan orang yang memakainya tergelincir, bersyukur kalau hanya keseleo, kalau sampai patah atau masuk jurang bagaimana…hih !
Namanya memang sandal gunung, tapi bukan berarti bagus digunakan jalan ke gunung. Sandal gunung cocok bila kita gunakan bila sudah mendirikan tenda, selama aktifitas hilir mudik di camp, untuk ke tenda dapur umum atau mengunjungi tenda pacar disebelah.
Lain halnya bila kita akan menyusuri sungai, melakukan perjalanan panjang di sungai dengan ketinting atau cess seperti di Kalimantan, pilihan yang tepat alas kaki yang kita gunakan adalah sandal gunung. Loh sandal gunung tapi di sungai. Yup betul sekali. Sandal gunung selain praktis, kuat, tahan air, ringan dan mudah dilepas pasang.
Sepatu gunung atau sepatu kets tidak cocok dipakai di ketintin. Karena selain berat juga licin selama hilir mudik di perahu, apalagi bila kita harus turun dari perahu dan jalan di tepi sungai yang licin dan berair. Namun bila turun dari perahu dan melanjutkan perjalanan darat masuk keluar hutan kita wajib pake kembali sepatu outdoor. Sandal gunung juga cocok di gunakan bila kita akan jalan-jalan menyusuri keindahan pantai atau ketika berarung jeram.
Lain halnya bila kita hendak caving atau menyusuri goa, alas kaki yang cocok digunakan adalah sepatu boat. Sepatu ini selain hangat, juga melindungi kaki dari benturan dengan bebatuan goa dan goresan dinding goa yang tajam.
Jadi saya kira yang pas untuk alas kaki, aman dan nyaman selama kita jalan-jalan di alam bebas atau bertualang adalah membawa sepatu khusus untuk aktifitas di outdoor dan sandal gunung. Itu sudah cukup. Simpan alas kaki lainnya di rumah.
Selamat bertualang, jangan salah pilih alas kaki…. dan jangan lupa berdoa.
Salam,
pasmaja269
Sir Edmund Hillary
Posted by PASMAJA
on , under
Sejarah
|
comments (0)
Dalam sejarah dunia pendakian nama Sir Edmund Hillary ibarat sebuah legenda yang tak pernah mati. Dia lah salah seorang manusia pertama yang menumbuhkan keniscayaan orang untuk mencapai atap dunia di Himalaya. Dalam sejarah dunia pendakian nama Sir Edmund Hillary ibarat sebuah legenda yang tak pernah mati. Dia lah salah seorang manusia pertama yang menumbuhkan keniscayaan orang untuk mencapai atap dunia di Himalaya. Lahir pada tahun 1919 di Auckland Selandia Baru dan tumbuh dewasa juga di daerah tersebut, sejak muda Emund Hillary telah memilki ketertarikannya terhadap dunia pendakian gunung. Meskipun di negaranya ia bekerja tak lebih hanya sebagai tukang penjaga lebah madu namun cerita hidupnya kemudian membuktikan bahwa Edmund Hillary telah sukses dengan berbagai pendakian di Selandia Baru, pegunungan Alpen sampai akhirnya ia sampai juga di puncak Himalaya. Dan suatu hal yang sangat fantastis, di Himalaya, ia berhasil bertengger di 11 puncaknya yang berbeda dengan ketinggian rata-rata diatas 20 Ribu kaki!
Dengan prestasi tersebut adalah suatu kewajaran jika dihari kemudian Hillary dijuluki orang sebagai Bapak Pendaki Gunung karena keberhasilannya mencapai beberapa puncak gunung tertinggi di dunia.
Antara tahun 1920-1952 usaha yang dilakukan oleh beberapa tim ekspedisi ternama tercatat gagal mencapai puncak gunung Everest yang terletak antara Tibet dan Nepal. Kegagalan pertama pada tahgun 1924 dialami oleh pendaki kawakan George Leigh-Mallory dimana ia mengalami kecelakaan dalam pendakian tersebut. Tahun 1952 tim pendakian Swis juga terpaksa harus turun kembali setelah hanya mencapai puncak punggungan selatan, 1000 kaki dibawah puncak utama.
Karena keberaniannya dalam tim ekspedisi pendakian Everest ditahun 1951 dan 1952 Edmund ditarik untuk bergabung kembali dengan tim ekspedisi Himalaya yang disponsori The Joint Himalayan Committee of The Alpine Club of Great Britain dan The Royal Geographic Society . Tahun 1953 ia memulai pendakian tersebut bersama para pendaki tangguh dunia lainnya.
Seluruh anggota tim ekspedisi ini tercatat hanya mencapai puncak selatan. Dua pendaki lainnya memutuskan untuk turun kembali setelah sampai di puncak punggungan selatan. Akhirnya pendaki yang tersisa dan paling siap melanjutkan perjalanan hanyalah Hillary dan seorang sherpa , Tenzing Norgay. Tepat pukul 11:30 pagi tanggal 29 May 1953 dua pendaki ini berhasil mencapai puncak Everest dengan ketinggian 29.028 kaki diatas permukaan laut, puncak tertinggi di bumi ini. Keberhasilannya ini membuatnya menerima penghargaan dari ratu Elizabeth II. Edmund berhak atas gelar Sir, gelar yang hanya disandang oleh para pemberani yang berhasil menyumbangkan sesuatu untuk kejayaan kerajaan Inggris.
Setelah sukses mencapai puncak Everest, antara tahun 1955-1958 Sir Edmund Hillary bergabung dengan tim Ekspedisi Trans-Antarctic untuk pendakian didaerah selatan Polandia. Tahun-tahun berikutnya ia bergabung dengan beberapa tim ekspedisi, sampai akhirnya ia mengkonsentrasikan dirinya pada usaha-usaha mensejahterakan masyarakat Nepal. Di negara itu ia membantu program pengembangan sosial masyarakat Nepal, diantaranya membangun klinik pengobatan, rumah sakit, dan 17 sekolah.
Untuk memfasilitasi proyek ini dibangunlah 2 lapangan udara. Keberadaan lapangan udara secara langsung berpengaruh juga terhadap perkembangan sektor pariwisata. Saat itu Nepal mulai banyak dikunjungi turis dan para pendaki. Penduduk Nepal yang melihat peluang bisnis mulai membuka hutan dan mendirikan berbagai rumah singgahan untuk turis dan pendaki dilahan bekas hutan tersebut.
“Ketika dibiarkan hal tersebut jelas bisa menimbulkan kerusakan dan keseimbangan lingkungan” kata Edmund dengan sedikit cemas.
Oleh karena itu Sir Edmund Hillary segera mengambil insiatif menyarakankan agar pemerintah Nepal membuat undang-undang perlindungan hutan dan segera mengumumkan bahwa wilayah sekitar Himalaya adalah termasuk kawasan taman nasional yang harus dijaga kelestariannya. Namun karena faktor kurang pengalaman dibidang tersebut, pemerintah Nepal menolak usulannya. Namun Hillari tidak putus asa dengan menggunakan pengaruhnya di Selandia Baru, dia berhasil menekan pemerintah Selandia Baru untuk mengucurkan bantuan manajerial skill dan dana guna program kelestarian lingkungan hidup tersebut.
Setelah sukses dengan pendakian dan program sosial hijaunya di Nepal, memasuki masa tuanya Hillary mulai menerbitkan buku-buku catatan pendakian dan perjalanannya. Salah satunya adalah The Ascent of Everest , buku catatan pendakiannya yang di Amerika lebih ngetop dengan The Conguest of Everest . Kemudian pada tahun 1975 bibliografinya yang berjudul Nothing Venture, Nothing Win diterbitkan. Tahun 1979 ia kembali menerbitkan buku From The Ocean to The Sky, sebuah catatan perjalanannya menyusuri sungai Gangga di tahun 1977.
Sayang, keakrabannya terhadap alam ternyata tidak berimbas kepada keharmonisan di dalam keluarganya. Kehidupan keluarga Hillary yang suram akhirnya membuahkan sebuah keputusan menyedihkan; Tahun 1975 perceraian menderanya dan dia terpaksa harus kehilangan anak-istrinya Meskipun ia menikah kembali dan segera memutuskan untuk melanjutkan kembali kehidupannya mengurusi masalah-masalah lingkungan hidup namun tak urung kejadian tersebut membuat dia sempat terluka. Yaa memang terkadang salah satu hasil perjuangan adalah pengorbanan.
pasmaja269