Fotografi
Posted by PASMAJA
on
Senin, 15 November 2010
, under
Aktivitas
|
comments (0)
FOTOGRAFI
A. PENDAHULUAN
Fotografi erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bidang itu memberikan informasi citra untuk majalah-majalah, iklan-iklan dan juga beritafoto disurat kabar yang kita baca. Fotografi hadir sebagai budaya citra yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan, bukan saja dimedia masa seperti itu, tetapi juga dalam kehidupan seseorang.
Bagaimana nilai manusia didepan lensa?, dalam kehidupan kita, kita sering menjumpai kasus-kasus/kenangan, baik itu kasus menyedihkan atau menggembirakan, tetapi akan segera hilang dari pikiran kita karena ada hal yang lebih menarik lagi dalam kehidupan kita selanjutnya.
“Bila gambar anda kurang bagus, berarti anda masih kurang dekat dengan peristiwa”. Hampir selama satu dekade, pepatah terkenal itu menjadi acuan fotographer James Vachtway. Pada tahun 1981, dia mendarat di Irlandia Utara. Disinilah untuk kali pertama ia menyaksikan dari dekat kekejaman manusia. Pada tahun-tahun berikutnya rentetan kebiadaban itu ditemukan kembali di Libanon, Elsavador, Nikaragua, Sri Langka , Uganda dan afganistan.
Di Neuvea Segovia, Nikaragua lensanya merekam wajah para gerilyawan anti sandinista sebelum pergi bertempur. Di keheningan pagi, mereka berlutut untuk berdoa. Gambar ini berkata; “Ada yang tak akan kembali bila matahari terbenam. Ada yang akan tidur sendirian di tengah rimba, dengan tubuh setengah remuk akibat mortir dan sepasang mata yang terbakar senja selamanya”.
Sepasang mata terus menghantui kita dan bertanya”Perang, apa gunanya?”. Inilah bisik yang tak henti mengusik kita dalam buku Deeds of War (Thomas and Hudson, 1989). Perhatikan juga wajah-wajah orang yang dipotretnya, serdadu-serdadu, seorang bapak, bocah didepan pintu hampir semua memalingkan tatapannya seolah menoleh puing-puing dan darah yang bertetesan disekitarnya.
Hidup, dalam foto yang dibuatnya tahun 1981, berlalu seperti tidak ada kejadian apa-apa. Absurd, tapi bom dan peluru telah menumpulkan rasa sakit menjadi semacam rasa bodoh. Karena itu seperti juga Nacthway tak akan tahu bagaimana nasib sepasang serdadu Libanon yang dipotretnya di Souk El-Grarb, 1983. Adakah mereka lolos dari gempuran musuh? Lalu apa yang terjadi dengan laki-laki yamh diikat dan disiksa di kota Kuni? Apakah tentara Uganda membakar tubuhnya dengan menggunakan ban bekas? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seringkali dibiarkan tak terjawab. Di satu pihak perang adalah semacam borok dan seperti manusia-manusia dalam fotonya, kita memalingkan muka dengan segala yang menjijikkan.
Foto-foto James Nachtway kuat karena ia terus bertanya, dan tak pernah membiarkan kita lari tanpa menjawab terlebih dahulu. Foto-fotonya menggugah bukan karena warna-warnanya yang mencuat, tetapi karena ia menggunakannya sebagai cerminan manusia. Dihadapan fotonya kita tidak bisa menjadi Dewi Gandari, tokoh Mahabarata yang sengaja hidup buta karena tidak ingin melihat kejelekan dunianya. “sebab penderitaan itu sendiri mengokohkan bahwa hidup manusia mempunyai arti”, tulis sastrawan Robert Stone dalam prakata Deeds of War.
B. TEKNIK DASAR FOTOGRAFI
1. Kontrol Kamera
Sepintas lalu gelang, tombol, tuas, dan skala tampak tersebar diseluruh permukaan kamera refleks lensa tunggal (RLT) 35 mm. Padahal semua alat kontrol yang tampak diluar hanya sedikit, disusun secara logika dan mudah digunakan.
Dari semua kontrol pada kamera, ada yang paling penting, yaitu; kecepatan rana, bukaan diafragma dan fokus.
a. Kecepatan Rana
Rana pada kamera RLT adalah tirai yang bergerak horisontal atau vertikal yang terletak di muka film. Pada kamera manual atau otomatis prioritas rana anda adalah untuk mengatur kecepatan rana pada gelangnya. Kecepatan rana cepat seperti 1/500 menghasilkan gambar tajam dengan menangkap gerakan kamera dan gerakan sobyek, sedangkan rana lambat (1/15 detik) menangkap gerakan obyek blaur dan memberikan kesan suatu gerak.
b. Diafragma
Bukaan diafragma didalam lensa dapat diatur besarnya. Besar bukaan penting dalam hal mengontrol pencahayaan dan ruang tajam. Suatu bukaan besar memasukkan lebih banyak cahaya dan memberikan ruang tajam lebih sempit. Bukaan kecil memasukkan sedikit cahaya, tetapi memberikan ruang tajam yang besar. Besar gerakan dinyatakan dalam angka-angka f, yang disebut juga dengan f/stop. Angka kecil berarti lubang bukaan besar dan sebaliknya angka besar berarti lubang bukaan kecil. Urutan angka f ini menggambarkan besar bukaan : f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/16, f/22. angka f/2 berarti ½, f/2.8 berarti ½.8 dan seterusnya. Setiap bukaan meneruskan dua kali lebih banyak dari pada angka f sebelumnya.
Ruang Tajam, adalah jarak antara obyek yang terdekat dengan yang terjauh yang tampak tajam (fokus) dalam gambar.
Pada lensa setiap bukaan yang lebih kecil membuat ruang tajam tambah lebar, contoh :
- Anda dapat menggunakan bukaan kecil (1/10) pada waktu memotret pemandangan.
- Anda dapat menggunakan bukaan besar (1/2) untuk memotret diri (potrait)/teksture.
c. Fokus
1) Mengatur fokus pada kamera RLT
Dengan memutar jarak antara, dapat membentuk gambaran yang kabur sampai gambar yang tajam. Walaupun mengatur fokus mudah tetapi anda perlu berhati-hati sekali.
Karena ruang tajam yang sempit, mengatur fokus harus berhati-hati, waktu pemotretan dengan lensa tele, atau dalam situasi gelap. Bagian yang tampak tidak tajam pada jendela pengamat, bisa tajam dalam gambar. Ini karena bukaan diafragma pada waktu membidik dan memotret tidak sama.
2) Penekanan pada fokus selektif
Fokus selektif lebih baik disebut ruang tajam selektif karena bagian yang tajam cukup sempit. Tujuannya adalah menonjolkan perhatian pada bidang subyek.
Fokus selektif mudah dicapai dengan menggunakan lensa tele. Memakai bukaan diafragma besar (f/2.8) dan memoytret obyek yang cukup dekat.
2. Daftar Periksa Kamera
Baterai mati, salah menentukan kecepatan film, film yang tidak sesuai, kebingungan saat sampai di lokasi pemotretan. Hal –hal itu biasanya baru diketahui terlambat. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka harus diperhatikan persiapan yang matang sebelum pemotretan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memotret :
a. Hidupkan tombol tes baterai kamera (tidak harus)
b. Tentukan jumlah film (sesuai dengan obyek yang akan difoto) dan tentukan pula jenis film atau ukuran kecepatan film.
c. Periksa perlengkapan lain yang diperlukan (lensa, tripot, flasf dll).
d. Sebelum memotret, periksalah apakan kamera sudah berisi film atau belum.
e. Periksalah apakah gelang kecepatan film (ISO, ASA) disetel sesuai dengan film.
f. Pada kamera otomatis, apakah kontrol kompensasi pencahayaan pada posisi netral.
g. Hidupkan pengatur cahaya bila belum diaktifkan.
3. Film
a. Jenis film
b. Kecepatan film
Kecepatan suatu film berarti kepekaannya terhadap cahaya. Kecepatan film dinyatakan dengan ISO/ASA. Angka ISO besar berarti lebih peka terhadap cahaya bila dibandingkan dengan ISO yang lebih kecil.
4. Lensa
Banyak sekali variasi lensa tersedia bagi kamera RLT; lensa sudutlebar, potrait, tele, makro, dan sebagainya. Keuntungan kamera dari kamera RLT adalah; anda dapat melihat efek tiap lensa pada pengamat.
Suatu alasan lain untuk memilih lensa adlah perspektif yang dibuatnya. Secara teknis, perpekstif hanya dipengaruhi oleh sudut pandangnya akan tetapi cara praktis, panjang titik api seringkali dapat merubah perspektif. Suatu lensa tele dapat digunakan untuk memperpendek jarak dari benda ke benda. Lensa sudut lebar dapat digunakan untuk menjauhkan jarak dari benda ke benda.
Sebagai contoh: lensa sudut lebar memberikan perspektif berlebihan pada potrait dekat karena ini menarik kepala dari depan ke belakang hidung yang dekat lensa tampak terlalu besar dan terlalu dekat, sedangkan telinga jauh dari lensa tampak kecil dan jauh.
5. Pencahayaan
Pencahayaan otomatis mempermudah pencahayaan yang tepat, betulkah? … ya, tetapi tidak selalu. Untuk sekitar 70% foto yang anda ambil pengukuran cahaya anda memberikan cahaya yang tepat. Ketidak tepatan pencahayaan dapat terjadi karena kesalahan teknis atau kesalahan kreatif, dan anda harus tahu kapan harus merubahnya, tidak selalu harus mengikuti kamera. Hal ini dapat terjadi saat kita berhadapan dengan obyek yang kontras terang dan gelap.
Kesalahan pencahayaan nampak jelas pada slide. Berbeda dengan negatif, slide umumnya tidak dicetak, dimana koreksi kesalahan pencahayaan dapat dilakukan.
a. Pertimbangan khusus
Bracketing: Bila anda tidak pasti dengan pencahayaan yang tepat, lakukanlah bracketing yaitu mengambil gambar tambahan pada pencahayaan kurang satu stop dan lebih satu stop. Selain dari pencahayaan yang direkomendasikan.
b. Pencahayaan
Pencahayaan adalah mencahayai film dengan pengontrolan diafragma dan kecepatan rana. Diafragma menentukan terang cahaya yang diteruskan film dan kecepatan rana menentukan lamanya transmisi sinar.
Pengaturan Pencahayaan Cerah Hari Untuk Kamera Manual
Kecepatan film ISO/ASA | Kondisi Cahaya | ||||
Matahari cerah/berkabut (bayangan jelas) | Berawan terang (tanpa bayangan) | Matahari cerah pada pasir atau salju | Matahari berkabut (bayangan lembut) | Dalam bayangan (sangat mendung) | |
25-32 | 1/125, f/11 1/250, f/8 1/500, f/5.6 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 | 1/125, f/5.6 1/250, f/4 1/500, f/2.8 | 1/125, f/4 1/250, f/2.8 1/500, f/2 | 1/125, f/4 1/250, f/2.8 1/500, f/2 |
64 | 1/125, f/16 1/250, f/11 1/500, f/8 | 1/125, f/11 1/250, f/8 1/500, f/5.6 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 | 1/125, f/5.6 1/250, f/4 1/500, f/8 | 1/125, f/6 1/250, f/2.8 1/500, f/2 |
125 | 1/125, f/22 1/250, f/16 1/500, f/11 | 1/125, f/6 1/250, f/11 1/500, f/8 | 1/125, f/11 1/250, f/8 1/500, f/5.6 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 | 1/125, f/5.6 1/250, f/4 1/500, f/2.8 |
200 | 1/250, f/22 1/500, f/16 1/1000, f/11 | 1/250, f/16 1/500, f/11 1/1000, f/8 | 1/250, f/11 1/500, f/8 1/1000, f/5.6 | 1/250, f/8 1/500, f/5.6 1/1000, f/4 | 1/125, f/8 1/250, f/5.6 1/500, f/4 |
400 | 1/500, f/22 1/1000, f/16 | 1/250, f/22 1/500, f/16 1/1000, f/11 | 1/250, f/16 1/500, f/11 1/1000, f/8 | 1/250, f/11 1/500, f/8 1/1000, f/5.6 | 1/250, f/8 1/500, f/5.6 1/1000, f/4 |
1000 color neg | 1/1000, f/22 | 1/500, f/22 1/1000, f/16 | 1/250, f/22 1/500, f/16 1/1000, f/11 | 1/250, f/16 1/500, f/11 1/1000, f/8 | 1/250, f/11 1/500, f/8 1/1000, f/5.6 |
6. Penerangan
Sejak dini hari sampai magrib cahaya selalu berubah. Segala sesuatupun menjadi berubah penampilannya. Cahaya berubah menjadi tiga hal penting yaitu: intensitas (kekuatan), warna dan arah. Pada waktu matahari terbit cahaya langsung kekuningan dapat membuat reruntuhan candi dapat menjadi simbul romantisme dari sebuah legenda, tetapi pada siang hari cahaya matahari yang kuat, tidak berwarna akan memperjelas setiap cacat dan memberikan simbul seperti reruntuhan puing. Matahari pagi atau sore memberikan cahaya yang lebih mudah dikendalikan. Pada waktu matahari masih rendah, matahari dapat digunakan sebagai penerangan samping, muka dan belakang hanya dengan merubah sudut penerangannya.
a. Penerangan samping (Sidelighting)
Penerangan dari samping menambah dalam, dimensi dan tekstur gambar.
b. Penerangan muka (Frontlighting)
Penerangan muka menonjolkan detail dari subyek dan memberikan saturasi warna yang baik.
c. Penerangan belakang (Backlighting)
Penerangan belakang digabungkan dengan subyek yang sesuai terkadang membuat foto yang seharusnya jelek menjadi bagus. Ia dapat dibuat untuk mengurangi keruwetan elemen gambar menjadi shilluet sederhana atau menambahi garis cahaya tipis disekitar wajah.
d. Penerangan baur.
Penerangan baur tersebar rata dan lembut pada subyek, menambah model dari suatu bentuk dan memperlunak tekstur. Ia juga dapat memperkuat saturasi warna yang baik untuk memotret manusia dan alam.
7. Komposisi
Komposisi, susunan dari berbagai subyek dlam gambar dapat membangun atau bahkan mengacaukan sebuah gambar. Komposisi memerlukan suatu kemauan untuk melakukan dua hal yaitu berfikir dan bergerak. Apa yang nampaknya menjadi pemandangan yang kacau, berubah menjadi pola geometris yang harmonis hanya dengan bergerak beberapa langkah. Pertimbangkanlah sudut rendah, sudut tinggi, lebih dekat atau lebih jauh. Pandanglah subyek dari berbagai sudut. Tunduk dan lihat melalui jendela pengamat. Naik dan pelajari lagi. Jalan keliling untuk mengamatinya dari samping, gelakang dan depan, kemudian putuskan dari mana foto akan diambil.
a. Pertimbangan khusus
- Subyek, tentukan subyek yang jelas. Banyak gambar yang kacau karena tidk jelas mana subyeknya.
- Jarak, dekat dengan subyek. Subyek akan lebih cocok bilamana difoto hingga memenuhi seluruh bingkai, sehingga menunjukkan detailnya dengan lengkap.
- Format, apakah akan menggunakan format tegak (vertikal) / mendatar (horisontal)
- Latar belakang, tentukan latar belakang yang dapat mendukung subyek tampak memiliki arti dan indah.
b. Pola
Pola menarik dan membuat mata menatap. Pengulangan rupa atau bentuk mempersatukan gambar sesuatu yang berbeda dengan bentuk pola yang berulang-ulang akan langsung menarik perhatian kita.
c. Titik Pandang
Titik pandang yang tinggi memberikan suatu gambar yang berbeda dengan titik pandang rendah, seperti juga titik pandang muka dari pada titik pandang samping atau belakang.
d. Kontrol latar belakang
Latar belakang harus merupakan lemari pajangan bagi subyek, tidak membuat subyek menjadi tersisih.
e. Sederhana
Gambar sederhana, jelas, ringkas dan mudah dimengerti.
f. Kontras dan memukau
Kontras membuat subyek terpisah dengan latar belakang. Cahaya matahari menonjolkan subyek terhadap latar belakang yang teduh. Kontras warna juga memisahkan subyek dengan latar belakangnya.
g. Detail
Kita cenderung untuk menunjukkan keseluruhan. Seringkali sebagian detail berbicara lebih kuat daripada gambar keseluruhan.
h. Posisi subyek yang menarik
Subyek yang diletakkan tidak ditengah lebih menarik dari pada subyek yang ditengah. Posisi subyek ditengah akan mematikan gambar, simetris tanpa arti, sedangkan posisi subyek tidak ditengah mematahkan simetri, membebaskan mata hingga dapat menelusuri gambar.
i. Diagonal dinamis
Komposisi diagonal lebih dinamis dari pada komposisi vertikal atau horisontal. Diagonal memberikan kesan gerakan karena cenderung untuk bangkit atau jatuh, atau bergerak mendekati atau menjauhi pengamat.
j. Penerangan
Pemotretan subyek tertentu dengan pencahayaan dari samping akan lebih menarik dan dapat menghidupkan subyek fotografi dibandingkan dengan penerangan dari depan.
Angkatan PASMAJA
Posted by PASMAJA
on , under
Angkatan PASMAJA
|
comments (1)
Nama & Tahun Angkatan
Tempat Diklat
Presiden
Angkatan I PIONEER 1987 Bayat Susilo | Angkatan II BATU API 1988 Bayat Edi |
Angkatan III ULAR TANAH 1989 Bayat Letda, Gambuh Trikaryanto | Angkatan IV MACAN MBINGUNGAN 1990 Bayat Harjanto, S.Sos. |
Angkatan V PIJAR MERAPI 1991 Hutan Bingung, Merapi Tridoyo, A.Md. | Angkatan VI SINGA GUNUNG 1992 Hutan Bingung, Merapi Budi Raharjo, S.T. |
Angkatan VII GELEGAR MERAPI 1993 Hutan Bingung, Merapi Eka Permana, S.Sos. | Angkatan VIII HUTAN BERAPI 1994 Hutan Bingung, Merapi Toto Suhardoyo |
Angkatan IX LEMBAH CINTA 1995 Telogo Dringo, Lawu Dodo Waluyo | Angkatan X BADAI MRUTU 1996 Telogo Dringo, Lawu Hermawan Tri Pracoyo, A.Md. |
Angkatan XI KEMBANG HUTAN 1997 Telogo Dringo, Lawu Eko Riyanto | Angkatan XII LEMBAH KABUT 1998 Telogo Dringo, Lawu Okta Pambuaran, A.Md. |
Angkatan XIII HANTU HUTAN 1999 Telogo Dringo, Lawu Sudibyo Santoso, S.Ip. | Angkatan XIV LANGIT BIRU 2000 Telogo Dringo, Lawu Agus Dwi Santoso |
Angkatan XV KUDA AIR 2001 Telogo Dringo, Lawu Muhammad Aqirudianto | Angkatan XVI PELANGI JINGGA 2002 Deles, Merapi Anik Ambarwati |
Angkatan XVII MRUTU SEWU 2003 Telogo Dringo, Lawu Sri Rahayu | Angkatan XVIII PUTRI RIMBA 2004 Telogo Dringo, Lawu Anisa Afriliyani |
Angkatan XIX SEMUT API 2005 Bukit Gilang Prambanan Onora | Angkatan XX GREEN ORIZA 2006 …………………. Rizza Nur Saripudin |
Angkatan XXI LANGIT MERAPI 2007 Hutan Bingung Merapi Yurrochman | Angkatan XXII WALD PINACEAE 2008 Hutan Bingung Merapi Denia Saras Vyandra |
Angkatan XXIII GREENOUS NATURE 2009 Hutan Bingung Merapi Bayu Setyabudi | Angkatan XXIV ………………………. 2010 ………………………. |
KOMUNIKASI ALAM BEBAS
Posted by PASMAJA
on , under
Adventure
|
comments (0)
KOMUNIKASI ALAM BEBAS
Komunikasi alam bebas atau komunikasi lapangan merupakan sarana fital yang dapat digunakan oloeh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang kepecinta alaman maupun SAR.
Dari berbagai kasus yang menimpa anggota-anggota pecinta alam maupun pendaki gunung baik yang di gunung maupun di hutan menunjukan bahwa komunikasi lapangan sangat berperan dalam menyampaikan berita. Oleh karena itu para anggota tim SAR dan pecinta alam dituntut untuk untuk dapat menguasai komunikasi alam bebas.
Beberapa cara komunikasi alam bebas yang akan dibahas disini antara lain :
1. Asap dan api
2. Semaphore
3. Akustik
4. Morse
5. Sinar lampu
6. Cermin survival
7. Bendera
8. Flare / Sign pistol / pyrotehnik
9. Kode-kode keadaan darurat
10. Kain di tanah
11. Gerakan badan
12. Gerakan pesawat
13. Komunikasi radio
1. Asap dan api
Cara yang paling sederhana untuk memberitahukan kedudukan survivor atau tim SAR adalah dengan membuat api atau asap.api lebih efektif dipergunakan untuk malam hari, karena cahaya yang terang dimalam hari yang berasal dari hutan atau gunung akan menarik perhatian orang lain. Untuk siang hari bisa digunakan asap. Cara membuatnya adalah membakar bahan yang mudah terbakar terlebih dahulu kemudian ditimbun dengan daun-daunan yang basah atau kain tua, atau kain bekas sehingga akan mengeluarkan asap. Untuk cuaca yang cerah, sebaiknya digunakan asap yang berwarna gelap. Ini bisa didapat dari pembakaran kain tua atau jeans atau bisa juga dari pembakaran karet bekas atau oli. Sedang pada cuaca mendung, digunakan daun-daunan yang basah sebagai pembuat asap putih. Hal yang patut diperhatikan dalam membuat api, jangan sampai api menimbulkan kebakaran hutan. Ada juga cara untuk memberitahukan posisi kita, yaitu dengan asap yang dikemas dalam kaleng yang dikenal dengan smoke.
Warna isyarat | Arti |
Asap jingga Asap biru Asap kuning Asap hitam Asap merah Asap jingga 2x dengan antara beberapa detik Asap putih 2x, kuning 2x dengan antara 3 detik Asap hitam berturut-turut atau hembusan asap putih bertururut-turut antara10 detik | Saya sedang dalam bahaya dan memerlukan pertolongan segera. Untuk air dan makanan. Untuk pakaian dan selimut. Untuk peralatan lain yang digunakan. Oleh kapal selam : - sedang mencoba untuk timbul secara darurat. Oleh pesawat terbang SAR : - saya telah melihat survivor. Oleh kapal selam : - saya sedang timbul, - hati-hati. Oleh kapal : - rubah haluan anda untuk menghindari daerah terlarang. |
Untuk korban dilokasi musibah terutama massal memerlukan suatu sistem yang dinamakan TRIAGE.
TRIAGE : Suatu sistem seleksi korban berdasarkan prioritas keadaan kegawatannya, untuk menentukan prioritas pelayanan dari peranan darurat, pengobatan maupun evakuasi.
Dalam sistem TRIAGE dibedakan menjadi 5 golongan korban :
Golongan I label hijau Golongan II label kuning Golongan III label putih Golongan IV label hitam | Untuk korban yang memerlukan pertolongan minimal dan sederhanan (tidak gawat dan tidak darurat) Untuk korban dengan luka ringan tetapi perlu mendapat perawatan segera(tidak gawat tetapi darurat) Untuk korban yang keadaannya sangat kritis dan kecil kemungkinan untuk hidup(gawat tidak darurat) Untuk korban yang sudah meninggal dunia. |
2. Semaphore.
Isyarat ini biasa digunakan untuk hubungan antara kapal dengan kapal atau antara kapal dengan darat atau sebaliknya.
Semaphore ini sangat bergantung kepada cuaca, waktu dan lingkungan serta jarak, sehingga jarak dipakai oleh tim SAR yang melakukan pencarian di hutan atau di gunung.
Semaphore merupakan suatu isyarat dalam penyampaiannya dengan menggunakan sepasang bendera semaphore.
Sepasang bendera tersebut dikaitkan pada tongkat pendek dan dipegang pada masing – masing tangan.
Hurup – hurup dan angka dinyatakan dengan pengaturan posisi sepasang bendera tersebut.
Tapi semenjak munculnya isyarat morse yang lebih praktis dan ditambah dengan munculnya peralatan telekomunikasi elektronik, pemakaian semaphore mulai terdesak. Dan akhirnya pada masa – masa sekarang semaphore sudah sangat jarang atau dikatakan tidak pernah dipakai lagi.
Bentuk – bentuk isyarat dan prosedur angka – angka dan huruf
· Huruf A berlaku juga untuk angka 1
· Huruf B berlaku juga untuk angka 2
· Huruf C berlaku juga untuk angka 3
· Huruf D berlaku juga untuk angka 4
· Huruf E berlaku juga untuk angka 5
· Huruf F berlaku juga untuk angka 6
· Huruf G berlaku juga untuk angka 7
· Huruf H berlaku juga untuk angka 8
· Huruf I berlaku juga untuk angka 9
· Huruf J berlaku juga untuk angka 0
Isyarat – isyarat lain :
· Tanda panggilan · Tanda selesai · Tanda siap menerima · Tanda belum siap menerima, pengirim diminta menunggu · Tanda sutu kata dimengerti · Tanda minta pemberitahuan diulang · Tanda semua berita bisa diterima · Tanda pemisah kata · Tanda satu huruf salah | : UR, UR,.........................( beberapa kali ) : AR, AR,.........................( beberapa kali ) : K : Q : C : I M I : R : Bendera kanan diputar searah jarum jam : Tanda salah atau E 8x kemudian keseluruhan kata diulang |
Tanda angka dipakai tepat sebelum pengiriman angka – angka dimulai dan setelah pengiriman angka – angka selesai diakhiri denga huruf J.
Prosedur penerimaan dan pengiriman
Pengirim | Penerima |
§ Kirim berita panggilan = UR, UR,........... § Bila telah ada tanda siap,UR, UR,.......... Diteruskan sebentar. § Mulai pemberitaan tiap selesai satu kata diteruskan dengan tanda pemisah kata. § Bila dimengerti, lanjutkan dengan kata berikutnya, bila tidak dimengerti ulangi kata terakhir. § Bila seluruh pengiriman berita selesai, kirim tanda AR, AR,.......berulang – ulang. § Bila semua berita telah bisa diterima, tanda AR, AR, diteruskan dulu sebentar, setelah itu proses pengiriman selesai. | § Bila siap kirim = K § Bila belum siap kirim = Q § Kirim = I M I, bila kata tidak terbaca § Jawab dengan R bila semua berita telah bisa diterima § Jawab dengan I M I, bila kata terakhir minta diulang |
3. Akustik
Bermacam – macam alat dapat digunakan, asal dapat berbunyi dan dapat diatur iramanya, misalnya kentongan, peluit, melodi, dll.
4. Morse
Morse berasal dari nama Samuel Morse, orang yang menemukan abjad ini. Abjad morse sudah menjadi kode internasional dan di pakai baik di darat, laut maupun di udara.
· Alat
Optimis : Bendera, cahaya, asap, dan tulisan.
Auditif : Peluit, radio, terompet.
· Penggunaan
a. Dapat dikerjakan pada siang hari maupn malam hari.
b. Morse dapat digunakan untuk jarak yang cukup jauh.
c. Dapat digunakan alat, misalnya : bendera, peluit, kaca, cahaya, dll.
· Isyarat – isyarat morse dan prosedur huruf – huruf
E D M S A F X J Y | . - . . . . . - . . . . - . . - . - . . - . - - - - . - - | H I KH M K L G PZ | . . . . . . - - - - - - - . - . - . . - - . . - - . - - . . | O T B N R C W Q | - - - - - . . . - . . - . - . - . . - - - - . - |
Kelihatan bahwa maksimum terdiri dari 4 karakter.
· Angka-angka
1 4 7 0 | . - - - - . . . . – - - . . . - - - - - | 2 5 8 | . . - - - . . . . . - - - . . | 3 6 9 | . . . - - - . . . . - - - - . |
Kelihatannya bahwa semuanya hanya terdiri dari 5 karakter.
Tanda-tanda baca
Titik Titik dua Koma Apostrop ( “ ) | . -. - . – - - - . . - - . . - - . - . . - - | Garis miring Tanda kurung Tanda garis bawah Tanda penghubung | - . . - . . - . - - . - . . - - . – - . . . . - |
Kode-kode komunikasi lainnya :
§ Pemberitahuan kirim berita N K diulang-ulang § Pembertahuan berita selesai A R diulang-ulang § Siap menerima K § Pengirim diminta menunggu Q § Pemisahan kata tanda ini diletakkan di antara 2 kata § Tanda salah satu / suatu huruf (harus diulangi keseluruhan kata) E 8x § Isyarat satu kata mengerti E § Isyarat satu kata minta I M I § Isyarat semua berita-berita bisa diterima | = - . - . - = . - . - . = - . - = - - . - = - . . . - = . . . . . . . . = . = . . - - . . = . - . |
· Prosedur komunikasi
Pengirim | Penerima |
- pemberitahuan kirim N K | - bila belum siap kirim Q - bila sudah siap kirim K |
- ulangi lagi tanda N K = 3x - tunggu sejenak - berita dimulai, huruf per huruf bila selesai satu kata kirim tanda pemisah kata | - kirim kode E bila kata dimengrti - kirim I M I bila kata minta diulang |
- mulai kata baru, dst - bila berita habis kirim kode A R | - bila semua dimengerti kirim kode R |
- kirim A R 3x |
5. Sinar lampu
Penggunaanya :
a. Sinar lampu ini cukup baik digunakan pada siang maupun malam hari, jarak capai pada malam hari dapat lebih jauh dan penerimaan lebih jelas namun sinar lampu sangat tergantung dari keadaan medan dan alat yang digunakan.
b. Pada umumnya digunakan tanda-tanda morse dalam lalu lintas isyarat lampu ini.
Prosedurnya :
a. Panggilan dan jawaban
1. Operator pemanggil mengarahkan lampunya kearah stasiun yang dipandu sambil mengadakan panggilan.
a. Bilamana panggilan stasiunnya sudah dikenal, dengan mengisyaratkan huruf “Z” berulang kali hingga mendapat jawaban.
b. Bilamana panggilan stasiunnya belum dikenal, dengan mengisyaratkan huruf “AA” berulang kali hingga mendapat jawaban.
2. Urutan selanjutnya sama dengan isyarat morse.
b. Korespondensi
1. Prinsipnya sama halnya dengan lalu lintas isyarat morse.
2. Waktu mengisyarat, arah lampu harus tepat menghadap kepada oprator penerima.
3. Bila arah lampu kurang tepat, hingga sukar dibaca oleh oprator penerima, supaya mengisyaratkan huruf “W” berkali-kali. dalam hal ini oprator penerima harus mengisyartakan garis panjang sambil mengatur arah lampunya, hingga oprator penerima memberikan isyarat “K”.
4. Isyarat lampu yang menggunakan lensa berwarna (merah, kuning, hijau) akan lebih baik, guna menghindari pengaburan dengan sinar lampu penerang lain yang mungkin ada.
6. Cermin survival
Peganglah cermin survival kurang lebih 10 cm dari mata, lalu peganglah lubang alat bantu kurang lebih 20 cm dari cermin survival.
Mata, cermin survival, lubang alat bantu dan cock pit pesawat harus dalam satu baris yang sejajar.
Dengan catatan cermin tersebut berlawanan arah dengan sinar matahari atau dengan kata lain cermin tidak membelakangi sinar matahari.
7. Bendera
Isyarat ini menggunakan bendera tertulis sebagai alat komunikasi. Pada umumnya digunakan bendera berwarna dengan warna yang mencolok.
Isyarat dengan bendera sangat tergantung pada keadaan cuaca, medan, dan jarak.
· Penggunaannya
a. Umumnya digunakan pada kapal-kapal.
b. Kurang sesuai penggunaannya untuk tugas-tugas SAR di darat, karena membutuhkan tiang khusus untuk tempat mengibarkan / menaikkan bendera.
· Prosedur
a. Prosedur isyarat bendera diambil dari buku isyarat internasional.
b. Isyarat yang penting dalam lalu lintas berita SAR :
JA DO DQ LV DV FM VC DN | Saya mengalami tabrakan. Saya hanyut, minta bantuan segera. Saya mengalami kebakaran, minta bantuan segera. Saya kehabisan bahan bakar. Saya mengalami kebocoran, minta bantuan segera. Saya tenggelam, kirim bantuan segera untuk menolong penumpang dan ABK Isyarat anda dimengerti dan bantuan sedang menuju tempat anda. Saya datang untuk memberikan bantuan. |
8. Flare / sign pistol / pyrotehnik
Warna isyarat | Arti |
Merah 1x, atau berulang-ulang | - saya sedang dalam bahaya, minta bantuan segera. - Oleh kapal selam :akan timbul secara darurat, hati-hati. - Oleh para rescue :tidak mungkin untuk rencana |
Merah 2x | - Oleh para rescue :korban luka-luka, memerlukan dokter dan paramedis. |
Merah 1x, hijau 1x | - Oleh para rescue :pesawat radio tidak bekerja, berikan penggantinya. |
Hijau 1x | - Oleh pesawat terbang : minta ijin untuk mendarat (digunakan di dekat lapangan terbang). - Oleh kapal selam : telah menembakkan torpedo latihan. - Oleh para rescue : laporan awal, semua berjalan baik. |
Hijau 2x | - Oleh para rescue : survivor telah siap untuk diambil sesuai dengan perjanjian. Saya melihat survivor |
Hijau 1x, tiap 5 – 10 menit | - Oleh pesawat terbang SAR atau kapal SAR :agar ABK (crew) yang dalam keadaan bahaya membuat isyarat piro merah.(interval dikurangi separuhnya bila isyarat piro merah telah kelihatan) |
Hijau berkali-kali | - Oleh peswat terbang : saya punya berita penting untuk dikirimkan. |
Putih 1x | - Oleh pesawat terbang :kapal selam ada dibawah saya. - Oleh kapal laut : orang jatuh kelaut. - Oleh para rescue : siap untuk menerima alat untuk mengapung atau acrokit. |
Putih 2x | - Oeh para rescue : siap menerima pendropan MA-I. |
Putih 2x dengan selang waktu 3 menit | - Oleh kapal selam : saya sedang timbul, hati-hati. |
Putih berturut-turut dengan selang waktu 10 menit | - Oleh pesawat terbang atau kapal : ubah haluan anda untuk menghindari daerah ini. |
Putih berulang-ulang | - Oleh pesawat terbang : saya sedang dalam kesulitan dan harus menghindar. |
Putih 1x, hijau 1x | - Oleh para rescue : siap menerima pendropan sekoci penolong. |
Putih 1x, merah 1x | - Oleh para rescue : alat pengapung rusak, drop penggantinya. |
Putih 2x, hijau 1x | - Oleh pesawat terbang SAR : rescue berhasil baik. |
Putih 2x, merah 1x | - Oleh pesawat terbang SAR : rescue tidak berhasil |
Kuning 1x | - Oleh kapal selam : akan naik hingga kedalaman periscope. |
9. Kode-kode keadaan darurat :
A. S O S
Diulang-ulang, singkatan dari save our soul (selamatkan jiwa kami). Merupakan berita mara bahaya, dipakai dalam telegrafi.
B. T T T
Diulang-ulang, merupakan berita keselamatan, dipakai dalam telegrafi.
C. MAY DAY
Biasa digunakan dalam penerbangan, untuk memberitahukan suatu keadaan darurat/kecelakaan di udara mau[pun setelah di darat.
D. SECURITY
Diulang-ulang, bila mendengar kata-kata tersebut diulang-ulang berarti akan diikuti suatu pesan tentang keamanan, cuaca atau bencana alam.
E. PAM
Diulang-ulang, berarti akan diikuti suatu pesan yang penting mengenai keadaan darurat.
10. Isyarat kain di tanah/kerja sama dengan pesawat terbang.
Penggunaan :
a. Untuk mengadakan komunikasi antara SRU darat dengan peasawat udara atau digunakan survivor untuk menyatakan keperluannya.
b. Isyarat.
1. Ukuran tidak boleh kurang dari 2,5 meter.
2. Isyarat harus mudah terlihat dari udara.
3. Gunakan warna yang kontras/menyolok terhadap latar belakangnya.
4. Usahakan menarik perhatian dengan peralatan lain seperti radio, sinar dari api, asap, kaca optik, dan lain-lain.
5. Apabila tidak ada kain gunakan bahan-bahan yang terdapat pada alam sekitar anda, baik berupa daun-daunan, semak, tumbuhan atau rumput.
KOMUNIKASI RADIO
PENGANTAR
1. Umum
Komunikasi radio pada abad modern ini sudah sangat memegang peranan penting dan secara luas komunikasi radio dapat diartikan sebagai hubungan jarak jauh, dengan menggunakan peralatan elektronik, misalnya: pesawat SSB, walkie talkie dan jenis – jenis pesawat pemancar / penerima lainnya. Dalam komunikasi radio, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain dengan :
Telephony : - AM ( Amplitudo Mudulasi )
- FM ( Frekuensi Mudulasi )
- A3J ( SSB, Single Side Band )
Telegraphy : Code Morse ( CW )
2. Kegunaan
Secara umum fungsinya adalah untuk mengirim dan menerima berita dari suatu tempat ke tempat yang lain secara cepat, seperti SOS ( permohonan bantuan darurat ), untuk operasi – operasi SAR, dll.
3. Macam – macam komunikasi radio.
Komunikasi radio secara umum dapat dibagi atas dua macam yaitu :
a. Komunikasi searah.
Dalam komonikasi searah kita hanya dapat mendengarkan berita saja, tanpa dapat mengirim berita atau sebaliknya. Contohnya adalah bila kita mendengarkan atau menjadi operator broadcast radio.
b. Komunikasi dua arah.
Sedangkan dalam komunikasi dua arah kita dapat mengirim dan sekaligus menerima berita yang kita butuhkan. Contohnya penggunaan pesawat HT dalam operasi SAR dll.
4. Amatir radio, citizen band, PHB ABRI
a. Amatir radio
Dalam komunikasi radio, kita mengenal yang disebut amatir radio. Amatir radio adalah sekelompok orang yang mempunyai hobi elektronika dan menggunakan udara sebagai media komunikasi, dalam amatir radio terdapat prosedur dan tata cara berbicara yang dinamakan operating prosedur. Mereka tergabung dalam wadah organisasi yang bernama ORARI ( Organisasi Amatir Radio Indonesia ) yang mempunyai frekwensi – frekwensi tertentu untuk komunikasi.
b. Citizen band – CB.
Akhir – akhir ini istilah CB menjadi sangat populer, oleh karena masyarakat kita banyak tertarik pada komunikasi CB tersebut. Mereka juga menggunakan udara sebagai media komunikasi dan mereka tergabung dalam organisasi RAPI ( Radio Antar Penduduk Indonesia ).
c. PHB ABRI.
Istilah PHB menjadi sangat umum dikalangan militer, karena setiap kominikasi radio dikalangan militer disebut PHB. Dulu masih sangat populer dengan perhubungan mempergunakan morse ( CW ). Seiring dengan kemajuan zaman dikalangan militer sekarang terdapat berbagai macam alat komunikasi, antara lain SSB.
PERALATAN DAN GELOMBANG RADIO
1. Jenis – jenis peralatan.
Untuk mengadakan komunikasi radio, maka diperlukan peralatan – peralatan elektronik biasanya disebut pesawat pemancar dan penerima. Pada umumnya satu unit pesawat sudah terdiri atas pemancar dan penerima yang bekerja secara bergantian dan unit tersebut menurut istilah teknik disebut dengan transceiver ( TRX ) yang berarti transmeter ( TX ) dan Receiver ( RX ). Transceiver ( TRX ) mempunyai macam – macam bentuk, ada yang berbentuk portable, misalnya HT. Ada pula yang berbentuk mobile, misalnya yang digunakan untuk kendaraan, dan ada lagi yang khusus digunakan di darat ( base ). Transceiver tersebut mempunyai macam – macam jenis antara lain : SSB, FM, CW, AM,dll. Hal yang cukup penting juga adalah daya pancarnya ( power out put ).
2. Bagian – bagian pokok dari peralatan.
Bagian – bagian pokok dari transceiver adalah terdiri dari beberapa hal, antara lain :
a. Antena.
Suatu transceiver yang sangat baik tidak akan baik gunanya bila tidak disertai dengan antena yang baik. Antena dari suatu transceiver ada berbagai macam dan bentuk yang disebut portable, antena yang diperuntukkan pada pesawat – pesawat VHF, UHF yang terpasang langsung pada pesawatnya. Antena yang dipasang di luar rumah ada beberapa macam / kategori yaitu :
1. Antena vertikal yang tidak mempunyai arah, misalnya Ringgo, Telex, Diamond, dsb.
2. Antena yang mempunyai arah, misalnya yagi, ZL antena ( bentuknya mirip antena TV )
rumus dasar untuk menerapkan panjang antena adalah :
300

f ( MHz )
b. Receiver / transmeter.
1. Receiver (penerima) yang baik adalah yang mampu menerima signal yang lemah dan dapat membedakan beberapa frekwensi yang lemah dan dapat membedakan frekwensi yang berdekatan.
2. Pemancar yang baik adalah yang dapat memancarkan signal sesuai dengan kemampuan pesawatnya, dengan tanpa cacat dalam signal maupun suara.
c. Power suplay.
Suatu power suplay yang baik adalah power suplay yang dapat mengaliri arus yang rata dan tegangan yang stabil.
d. Mike
Pada tranceiver yang menyalurkan suara manusia ke pesawat adalah mike.pada pesawat komunikasi letak mike adayang terletak pada sisi muka dan ada pula yang berbentuk extra mike, yaitu suatu perangkat yang dapat digenggam yang terdiri atas speaker, mikrofon dan saklar yang disebut PTT (Push To Talk) yang berfungsi untuk transmiter.
e. Spiker dan volume
f. Signal meter
Pada pesawat-pesawat komunikasi pada umumnya dilengkapi dengan S meter yang berfungsi untuk mengetahui kekuatan signal lawan berbicara.ada beberapa macam S meter antara lain dengan skala biasa dari 1 – 10, ada pula skala 1 – 9 kemudian di sebelah kanannya ada + ----- db.
g. Channel
Pada pesawat-pesawat komunikasi pada umumnya terdiri dari beberapa channel minimal 2 channel, dan channel tersebut pada pesawat-pesawat komuhikasi yang modern biasanya sudah ditunjukkan dengan angka-angka digital yang dapat dibaca langsung.jika kita bekerja pada suatu frekwensi maka fekwensi cadangan harus diberitahukan pada lawan bicara, apabila ada gangguan pada frekwensi yang sedang digunakan agar dapat pindah ke channelyang telah disepakati.
3. Gelombang radio
bentuk gelombang radio ada bebagai macam antara lain :
· Gelombang radio yang tidak dapat menembus lapisan material di bumi disebut line of site, jika terhalang oleh gunung atau bangunan yang tinggi. Gelombang radio ini termasuk dalam kategori VHF dan UHF.
· Gelombang radio yang dapat menembus lapisan-lapisan benda-benda dibumi ini termasuk dalam kategori band LF (Low Frequency), HF (High Frequency).
TATA CARA PEMANGGILAN
Kalau kita / anda mencari kontak / memanggil siapa saja gunakan panggilan CQ, namun :
1. Sebelum memulai hal tersebut, dengarkan dulu dengan sabar frekwensi yang akan anda pakai.
2. Kalau setelah beberapa lama anda menunggu tidak terdengar stasiun lainnya, yakinlah dengan menanyakan :
· Apakah frekwensi ini dipergunakan ? di sini YD 1 DS
· Is this frequenci in use please ? this is YD 1 DS
3. Apabila ternyata tidak ada jawaban maka mulailah dengan CQ anda atau mulai mencari frekwensi lain.
PANGGILAN UMUM TERARAH
Misalnya memanggil stasiun di benua afrika :
- CQ AFRIKA CQ AFRIKA CQ AFRIKA this is YB 1 WB calling afrika and stand by
PANGGILAN KHUSUS
Misalnya memanggil seorang rekan :
- YB 1WP disini YD 1 DNE memenggil anda ganti.
- YB 1 WB this is YD 1 DNE calling you over.
TATA CARA MASUK KE DALAM SUATU KOMUNIKASI YANG SEDANG BERLANGSUNG
1. Komunikasi DX
- Tidak diperkenankan memotong / masuk ke dalam saat komunikasi yang sedang berlangsung.
- Harus sabar hingga komunikasi kedua stasiun berakhir.
- Perhatikan terlebih dahulu tiap stasiun utamanya (net control station).
2. Komunikasi biasa
Menunggu spasi diantara pembicara untuk masuk.
3. Cara masuk
a. - Apabila spasi pendek-pendek anda cukup menyebutkan abjad terakhir atau 2 abjad terakhir dari suffik anda misalnya :NP YD 1 DNE cukup menyebutkan : “UECHO” atau “NOVEMBER ECHO”.
- Stasiun utama yang mendengarkan ini akan segera menjawab dengan misal : stasiun dengan ECHO atau stasiun dengan “NOVEMBER ECHO” ! di sini YB 1 WP silahkan / go head.
- Station ending with ECHO this is YB 1 WP come again / go head.
- Setelah mempersilahkan masuk barulah disebut N.P lengkap.
Misalnya : YB 1 WP di sini YD 1 NE ganti / over.
b. Apabila spasi cukup, gunakan : YD 1 NE ganti / over.
c. Apabila spasi cukup tetapi propokasi kurang menguntungkan dalam komunikasi jarak jauh dapat memberikan tekanan sebagai berikut : YD 1 DNE Break !
Break di sini adalah hanya pengganti over.
TATA CARA MASUK KE DALAM SUATU NET / KOMUNIKASI BERLINGKAR
- Menunggu giliran dipanggil dan gunakan call sign check in setelah dipanggil / dipersilahkan.
- Apabila ada keperluan di luar giliran, anda gunakan kontak dalam sebutan N.P /call sign serta keperluan anda setelah dipersilahkan dan seterusnya.
- Setelah meninggalkan net / komunikasi berlingkar dan ingin masuk kembali gunakan check back dan sebutkan call sign serta keperluan anda setelah dipersilahkan dan seterusnya.
KETENTUAN TAMBAHAN
Untuk menyebutkan pula kegiatan yang sedang dilakukan, apakah sedang land mobile / maritime mobile dll.
ETIKA BERKOMUNIKASI
Adalah merupakan kesopanan di dalam berkomunikasi untuk memberikan waktu / spasi 2 - 3 sekon antara dua pembicara.
Bagi yang berkomunikasi melalui fasilitas repeater, untuk memberikan tenggang waktu spasi 2 – 3 sekon setelah repeater cut off.
Hal ini jelas diwajibkan untuk memberikan peluang bagi stasiun lain yang barang kali ingi bergabung atau memberikan berita darurat atau penting.
Untuk tidak mengadakan TUNE pemancar pada frekwensi yang sedang dipergunakan, hal tersebut tidak sopan, prosedur tersebut seyogyyanya anda lakukan dengan bergser frekwensi dengan beberapa KC, melaksanakan tune antena dan setelah itu baru boleh bergabung kembali ke frekwensi semula.
Berkomunikasi yang sopan, tidak tumpang tindih, mencaci maki, mengadakan gangguan-gangguan yang jelas bertentangan dengan etika amatir radio berkomunikasi sekaligus mengadakan kegiatan lain, misalnya sambil mengunyah / makan / bersiul dan lain-lain penggambaran tindakan yang tidak sopan.
LAPORAN TENTANG KEKUATAN READABILITY DAN SIGNAL STRENGHT
Jika kita gunakan pesawat komunikasi pada band amatir maka tata cara amatir harus digunakan, misalnya : dalam memberikan laporan ( repart ) kepada lawan bicara digunakan angka – angka, contoh :
· Untuk modulasi suara ( readability ) : 1. sama sekali tidak terbaca.
2. kadang – kadang terbaca beberapa kata.
3. dapat dibaca dengan sedikit kesukaran.
4. dapat dibaca tanpa mengalami kesukaran
5. benar – benar dapat dibaca.
· Untuk signal : s. 1 Signal yang sayup – sayup sampai
s. 2 Signal yang sangat lemah.
s. 3 Signal yang lemah.
s. 4 Signal yang hampir lumayan.
s. 5 Signal yang lumayan.
s. 6 signal yang baik.
s. 7 signal yang mendekati kuat.
s. 8 Signal; yang kuat.
s. 9 Signal yang sangat kuat.
Misalkan dalam report bahwa signal lawan diterima S9, berarti “ suara benar – benar dapat dibaca dan signal makin kuat “. Dan dalam komunikasi radio di CB ada pula tata caranya yang hampir tidak jauh beda dengan tata cara amtir, hanya istilah – istilahnya yang berbeda.
Over / Go : Apabila kita konsisten dengan bahasa komunikasi internasional seyogyanya bagi para AR yang menggunakan band MF / HF untuk mempergunakannya .